Lihat ke Halaman Asli

Syuul Supandii

Anak pertama dan perempuan

Pamit

Diperbarui: 9 Maret 2022   12:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

 Aku telah sampai di cerita paling memilukan meski ini baru bab setelah kepergianmu belum bab terakhir tentangmu. 

Jadi bagaimana? Menyenangkan bukan tak lagi ada pengacau untuk setiap hari baikmu.

Tak lagi kau temukan si bawel paling meresahkan 

Berwaktu-waktu aku sudah mengasuh rasa mengabaikan setiap kata hatiku, mungkin kali ini aki harus jujur atas diriku 

Senyum yang selalu ku pertontonkan bukan berarti aku selalu bahagia , itu hanya bagian dari menipu diri.

Karena pada nyatanya selalu ada yang tidak ada di hati dan di jiwa.

Izinkan ku mengundurkan diri, pamit agar selamat dan untukmu hati-hati dijalan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline