Lihat ke Halaman Asli

Demokratis atau Otoriter?

Diperbarui: 24 Juni 2015   14:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Kepemimpinan demokratis adalah gaya seorang pemimpin yang menghargai karakteristik dan kemampuan yang dimiliki setiap anggota organisasi. Pemimpin yang demokratis menggunakan kekuatan jabatan dan kekuatan pribadi untuk menggali dan mengelola bawahan dan memotivasi mereka untuk mencapai tujuan bersama. Gaya kepemimpinan demokratis ini bagus, karena dengan demokrasi kita dapat bertukar pendapat/bermusyawarah dalam mengambil keputusan. Tetapi disamping itu ada kelemahan dari gaya kepemimpinan yang demokratis, yaitu membuang-buang waktu, keputusan serta tindakan terkadang lamban, rasa tanggung jawab kurang.

Kepemimpinan otoriter adalah gaya kepemimpinan yang menggunakan kekuatan jabatan dan kekuatan pribadi, melakukan perencanaan sendiri semua perencanaan tujuan dan pembuatan keputusan dan memotivasi bawahan dengan cara paksaan. Gaya kepemimpinan otoriter ini juga bagus, karena gaya kepemimpinan ini sangat dibutuhkan dalam suatu masalah yang harus cepat diatasi. Tetapi disamping itu ada kelemahan dari gaya kepemimpinan yang otoriter, yaitu meniadakan inisiatif, menimbulkan permusuhan, agresivitas, keluhan, absen, pindah, dan tidak puas.

Hal tersebut juga tergantung dari pemimpin kita yang menjalankannya, bukan hanya menjalankan dengan biasa-biasa saja, tetapi dengan bijak dan pandangan kita sebagai rakyatnya dibutuhkan untuk membuat negara lebih berkembang. Bukan karena tidak suka, kita langsung berdemo dimana-mana tetapi kita harus berpikir lebih jauh tentang apa yang baik untuk negara kita. Jika kalian harus memilih antara demokratis dan otoriter, apa yang kalian pilih ?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline