Lihat ke Halaman Asli

Syirik Sebagai Kontradiksi dalam Pengimanan Tauhid

Diperbarui: 20 November 2021   09:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Abstrak

Tauhid dan syirik merupakan suatu hal dalam agama islam yang tidak dapat dipisahkan dan saling bertentangan. Tauhid juga merupakan misi bagi para Nabi dan Rasul yang juga merupakan essensi dari agama Islam. Karena itu, para Nabi sangat gigih untuk memberantas segala macam bentuk kemusyirkan (polytheisme) seperti yang menyelimuti masyarakat jahiliyah. Para filsof juga menafsirkan dalam proses berfikirnya tentang teori keesaan bahwa sesuatu yang 'terbilang' merupakan representatif dari semua hal yang berbentuk, dan penjelasan ini sulit untuk diterima akal sehat. dalam konsep tauhid sendiri dapat dikatikan bahwa musyrik atau syirik secara garis besar muncul di karenakan anggapan bahwa tuhan harus memiliki bentuk yang mewujudinya, ataupun karena keraguannya atas eksistensi tuhan dalam kehidupan.

Syirik sendiri sudah berkembang sejak zaman jahiliyah yang masyarakatnya saat itu banyak menyembah berhala atau patung. Tetapi di zaman seperti sekarang ini bentuk dari syirik atau kemusyrikan itu tidak hanya tampak dari perbuatan, tetapi juga bisa dari niat, maksud, ataupun perkataan-perkataan yang jika diucapkan secara salah dapat menjadikan seseorang musyrik tanpa disadari. Untuk menyempurnakan keimanan dan juga mengharapkan ridho Allah SWT tentunya seorang muslim harus dapat mengenali apa itu syirik, macam-macam bentuk syirik, dan juga apa perbedaan dari macam-macam syirik tersebut.

Di dalam tulisan ini membahas mengenai Syirik berdasarkan buku Ringkasan Syirik dan Tauhid karya Noor Kandir serta Al-Qur'an. Selain itu tulisan ini menggunakan sumber-sumber resmi lain yang sesuai serta mendukung pembahasan ini.

Kata kunci: teologi, tauhid, syirik.

A. PENDAHULUAN

Tauhid adalah masdar yang artinya menjadikan sesuatu jadi satu (dalam bentukan kata wa-ha-da).[1] Dalam hal ini yang dimaksud sesuatu yang jadi satu adalah keesaan tuhan.

 

Adapun hakikat daripada tauhid itu sendiri merupakan ditaatinya semua titah dan meninggalkan semua tegahan Allah SWT. serta sarat akan tunduk, cinta, pasrah, dan penuh asa lewat cara mengkhidmatkan diri kepada Allah SWT terus-menerus dan ikhlas.[2]

 

Menjalankan perintah dan meninggalkan tegahan Allah SWT. termasuk ibadah yang wajib dilakukan oleh seorang muslim. Hal ini juga telah dijelaskan melalui amaran Allah SWT. di kitab Al-Qur'an, bahwasannya Allah SWT menciptakan makhluk berupa jin dan manusia yang tujuannya hanya untuk berdoa kepada Allah SWT.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline