Sabtu (14/12/2024), di sebuah rumah sederhana di Jati Asih, Bekasi, aroma kopi menyambut kedatangan saya. Iman Gojali, pria berusia 47 tahun, duduk di ruang tamu dengan senyumnya. Pria dengan sapaan Pak Iman tersebut berbagi kisah hidupnya sebagai pedagang es krim keliling. Sebuah perjuangan yang sederhana namun penuh makna, demi cita-cita anaknya dan masa depan keluarganya.
"Saya mulai jualan es krim keliling itu tanggal 16 Februari 2023," ungkap Pak Iman. Sudah dua tahun lebih ia menjalani profesi ini. Alasannya sederhana namun menyentuh hati. "Yang mendorong saya ya untuk bayar kuliah anak. Saya ingin anak saya bisa kuliah, biar masa depannya lebih baik. Dan tentunya, untuk kebutuhan keluarga juga," lanjutnya..
Profesi sebagai pedagang es krim bukanlah pilihan pertama bagi Pak Iman. Namun, keadaan memaksanya untuk mencari sumber penghasilan yang stabil. Dengan biaya pendidikan yang semakin mahal, Pak Iman harus mencari cara agar anaknya tetap bisa mengenyam pendidikan tinggi.
Anak perempuan Pak Iman saat ini tengah kuliah di Universitas Diponegoro, Semarang, mengambil Jurusan Gizi. Dengan penuh kebanggaan, Pak Iman menceritakan semangat anaknya untuk terus belajar dan meraih cita-citanya.
"Anak saya nggak pernah malu bapaknya jualan es krim keliling. Dia bilang, yang penting itu pekerjaan halal. Saya jadi makin semangat jualan," ujar Pak Iman.
Es krim yang dijual Pak Iman bukanlah hasil buatannya sendiri. Ia mengambil dari produsen terkenal, Diamond. "Saya cuma yang keliling aja," katanya. Meski hanya berperan sebagai penjual, Pak Iman menjalani tugasnya dengan penuh tanggung jawab.
Rutinitas Pak Iman dimulai sejak pagi. "Saya berangkat dari rumah jam 7.30, sampai depo sekitar jam 8 kurang. Ambil es pack, beres-beres, terus mulai keliling jam 8.30," jelasnya. Setiap Senin dan Sabtu, Pak Iman sengaja mangkal di sekolah-sekolah saat jam istirahat. "Anak-anak sekolah biasanya ramai beli es krim pas istirahat," tambahnya.
Setelah itu, ia berkeliling kampung dan kompleks perumahan hingga sore hari. "Saya pulang jam 17.30. Sebelum pulang, saya setor dulu ke depo," ungkapnya.
Dalam menjalani profesinya, Pak Iman tidak sendirian. Istrinya yang bekerja sebagai karyawan di salah satu pabrik di Bekasi juga turut membantu menopang perekonomian keluarga.
"Istri saya selalu dukung apa yang saya lakukan. Dia bilang yang penting kita kerja halal dan ikhlas," ujar Pak Iman.