Lihat ke Halaman Asli

Analisis Rasio Solvabilitas dalam Perusahaan

Diperbarui: 4 Desember 2019   03:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Perusahaan biasanya membutuhkan pinjaman atau utang sebagai tambahan modal pada saat perusahaan ingin melakukan ekspansi seperti menambah cabang atau menambah jumlah produksi. Untuk mengetahui seberapa solvable atau insolvable sebuah perusahaan yang dilihat dari utangnya, maka perlu dilakukan analisis rasio solvabilitas. Solvabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam melunasi semua kewajibannya baik jangka pendek maupun jangka panjang dengan jaminan aktiva atau kekayaan yang dimiliki perusahaan hingga perusahaan tutup atau dilikuidasi (Fred Weston yang dikutip oleh Kasmir). Rasio Solvabilitas sendiri memiliki fungsi untuk mempermudah manajemen dan investor untuk memahami tingkat risiko struktur modal pada perusahaan melalui catatan atas laporan keuangan.

Dalam analisis rasio solvabilitas terdapat ratio utang terhadap ekuitas dan rasio utang terhadap aset. Dari kedua rasio ini memiliki numerator yang sama yaitu total utang. Total utang adalah keseluruhan kewajiban perusahaan baik jangka pendek maupun jangka panjang, dapat berupa utang bank, utang pajak, utang obligasi, utang dagang dan lain-lain. Dikatakan utang jangka pendek apabila jangka waktu pelunasannya kurang dari atau sama dengan satu tahun, sedangkan utang jangka panjang adalah utang yang jangka waktu pelunasannya lebih dari satu tahun.

Jika rasio utang terhadap ekuitas memiliki denominator ekuitas, maka rasio utang terhadap aset memiliki denominator total aset. Ekuitas adalah seluruh modal atau kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan, ekuitas juga sering disebut dengan kekayaan bersih perusahaan karena ekuitas merupakan selisih antara total aktiva dikurangi dengan total kewajiban atau utang perusahaan. Ekuitas dapat berupa modal disetor, laba di tahan dan lain-lain. Sedangkan total aset merupakan keseluruhan aset yang dimiliki perusahaan baik aset lancar maupun aset tetap.

Rasio utang terhadap ekuitas membandingkan antara total kewajiban dengan ekuitas. Utang tidak boleh lebih besar dari modal supaya beban perusahaan tidak bertambah. Tingkat rasio yang rendah berarti kondisi perusahaan semakin baik karena porsi utang terhadap modal semakin kecil. Perhitungan rasio ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar bagian dari modal yang menjadi jaminan utang lancar. Semakin kecil rasio ini berarti perusahaan memiliki cukup (besar) modal untuk menjamin utang lancar. Rasio utang terhadap ekuitas dapat diketahui dengan cara membagi total utang dengan ekuitas (modal) kemudian dikali 100%. Sedangkan rasio utang terhadap aset membandingkan total utang dengan total aset yang dimiliki. Rasio utang terhadap aset bertujuan untuk melihat seberapa besar kemampuan perusahaan untuk memperoleh pinjaman baru sebagai tambahan modal dengan jaminan aktiva tetap yang dimiliki oleh perusahaan. Kreditor biasanya lebih memilih rasio yang rendah karena semakin rendah tingkat rasio maka perusahaan semakin aman atau solvable (tidak akan bangkrut). Rasio utang terhadap aset dapat diketahui dengan cara membagi total utang dengan total aset kemudian dikali 100%.

Contoh kasus

Pada tahun 2010 PT.COLORPACK INDONESIA memiliki total aktiva sebesar 275 juta, total hutang 140 juta dan ekuitas 135 juta. Berdasarkan informasi keuangan tersebut dapat dilakukan perhitungan rasio utang terhadap modal yaitu sebesar 1,03 atau 100%, artinya pada tahun 2010 perusahaan dibiayai oleh utang sebesar 100% dari total ekuitas yang dimiliki oleh perusahaan. Dalam kasus PT.COLORPACK INDONESIA, total hutang lebih besar dibanding total ekuitas, artinya perusahaan tidak solvabel karena ekuitas tidak cukup untuk membayar seluruh utang yang dimiliki oleh perusahaan. Sebaiknya perusahaan mampu mengendalikan total utang dan ekuitas agar jumlah ekuitas tidak lebih rendah dibanding total utang sehingga ekuitas dikatakan mampu untuk membayar total utang perusahaan. Sedangkan dari data tersebut dapat dihitung rasio utang terhadap aset sebesar 0,50 atau 50%, artinya pada tahun 2010 perusahaan dibiayai oleh utang sebesar 50% atau kreditor mendanai perusahaan sebesar 50% dari total aset yang dimiliki oleh perusahaan. Dalam kasus PT.COLORPACK INDONESIA memiliki nilai rasio total utang terhadap aset yang rendah, artinya perusahaan semakin aman atau solvable (tidak akan bangkrut) karena total utang perusahaan dijamin oleh cukup banyak aset. Kreditor biasanya akan memilih nilai rasio total utang terhadap aset maupun ekuitas yang rendah, karena dianggap nilai rasio yang semakin rendah maka perusahaan semakin solvable. Maka dari itu, untuk menarik investor atau kreditor, perusahaan perlu untuk menjaga nilai rasio solvabilitasnya, karena dengan nilai rasio solvabilitas yang rendah investor menganggap perusahaan dapat membayar utang-utangnya dengan aman.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline