Lihat ke Halaman Asli

Lima pilar kemalikussalehan: cukupkah untuk membangun karakter bangsa?

Diperbarui: 11 Desember 2024   23:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

.

*Lima Pilar Kemalikussalehan: Cukupkah untuk Membangun Karakter Bangsa?

Kemalikussalehan, dengan lima pilarnya—keimanan, ibadah, akhlak, ukhuwah Islamiyah, dan amaliah sosial—menawarkan nilai-nilai luhur yang dapat menjadi dasar pembangunan karakter bangsa. Namun, di tengah tantangan globalisasi, krisis moral, dan polarisasi sosial, muncul pertanyaan: cukupkah lima pilar ini menjadi fondasi untuk membangun karakter bangsa yang tangguh? Melalui tinjauan sejarah, studi kasus, dan analisis mendalam, artikel ini mengupas relevansi konsep tersebut.

*Jejak Sejarah Kemalikussalehan

Kemalikussalehan telah lama menjadi panduan kehidupan masyarakat Muslim di Nusantara. Dalam kunjungan lapangan ke Desa gedong, terlihat bagaimana nilai-nilai ini diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari. Masjid, selain sebagai tempat ibadah, berfungsi sebagai pusat pendidikan dan kegiatan sosial. Tradisi gotong-royong dalam membangun fasilitas umum menjadi cerminan nyata dari penerapan ukhuwah Islamiyah dan akhlak mulia.

Jejak sejarah menunjukkan bahwa Kemalikussalehan tidak hanya berfungsi sebagai ajaran spiritual, tetapi juga sebagai sistem nilai yang membentuk etos kerja, kepedulian sosial, dan harmoni dalam kehidupan bermasyarakat.

*Studi Kasus Implementasi Pilar Kemalikussalehan

Desa gedong di wilayah aceh utara menjadi studi kasus yang menarik untuk menilai implementasi lima pilar Kemalikussalehan:

1. Keimanan: Penguatan iman dilakukan melalui pengajian rutin, pendidikan agama, dan keterlibatan generasi muda dalam kegiatan keislaman.

2. Ibadah: Tradisi shalat berjamaah dan perayaan hari besar Islam menjadi kegiatan yang mempererat hubungan masyarakat dengan Allah.

3. Akhlak: Warga desa menunjukkan sikap jujur, disiplin, dan toleransi, mencerminkan akhlak Islami yang membangun keharmonisan.

4. Ukhuwah Islamiyah: Solidaritas diwujudkan dalam budaya gotong-royong dan musyawarah untuk menyelesaikan persoalan kolektif.

5. Amaliah Sosial: Program zakat, infaq, dan sedekah yang dikelola oleh desa membantu mengurangi kesenjangan sosial dan mendukung kesejahteraan bersama.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline