Kreativitas buat saya tidak mengenal lelah, walaupun tidak dipungkiri dengan aktivitas yang padat membuat saya kelelahan juga. Namun, sepadat apapun jadwal saya baik itu mengisi seminar, menjadi juri atau perjalanan bisnis ke luar negeri, ketika memulai hari, keluar dari rumah untuk beraktivitas, otak dan badan saya sudah kembali segar dan siap menghasilkan ide-ide kreatif lagi.
Bagaimana, sih, agar ide kreatif itu bisa terus muncul? Pertanyaan itu sering sekali dilontarkan ke saya. Sebetulnya ada beberapa banyak faktor, salah satunya adalah tinggal di hunian yang nyaman dan tepat.
Saya pribadi, dari masa ke masa sering jadi mentor bagi teman-teman saya ataupun sekarang untuk generasi dibawah saya, yaitu generasi millennials tentang pertimbangan saya memilih hunian yang bisa menunjang produktivitas saya sebagai orang yang dituntut kreatif setiap saat.
1. Jarak
Buat saya jarak adalah yang terpenting, apalagi pekerja kreatif rata-rata punya mobilitas tinggi. Seperti kita tahu sendiri kota metropolitan ini tantangannya luar biasa untuk urusan mobilitas yaitu macet.
Seperti pengalaman pribadi saya dulu saat bekerja sebagai karyawan, saya punya 2 pilihan untuk rumah yang ingin saya beli secara mencicil. Pertama rumah tua yang harus perlu direnovasi seluas 200 m2 di daerah Kebayoran Baru, Jakarta Selatan dan rumah baru seluas 400 m2 di daerah Cipete, Jakarta Selatan. Saat itu saya putuskan memilih rumah di Kebayoran Baru karena faktor jarak ke kantor saya yang pada saat itu terletak di Sarinah Jl. MH. Thamrin, Jakarta Pusat. Dan ternyata pilihan tersebut tepat, karena selain hemat waktu, harga rumah saya meningkat jauh lebih pesat dibanding sahabat saya yang akhirnya membeli di Cipete.
Kalau ada cukup dana, pilihlah rumah yang jaraknya dekat dengan tempat kerja atau meeting yang biasa kita datangi. Jangan sampai kreativitas hilang karena terlalu lelah di jalan. Sementara untuk yang dananya belum cukup untuk membeli rumah, setidaknya belilah apartemen yang dekat dari kantor atau setidaknya dekat dengan MRT atau LRT sehingga nantinya perjalanan ke kantor menghindarkan kita dari kemacetan.
Saya pernah menulis buku berjudul "Time Is More Valuable than Money" karena waktu yang sudah kita buang percuma tidak akan bisa kita dapatkan kembali. Semua orang punya waktu yang sama 24 jam sehari, tidak peduli posisi kita apa dan gaji kita berapa. Nah, bagaimana kita bisa kreatif dalam menentukan pilihan sehingga dengan kemampuan yang sama, bisa lebih produktif dalam menjalani hidup sehingga pada akhirnya lebih produktif dan punya karir atau bisnis yang lebih maju.
2. Lingkungan
Lingkungan yang tenang terutama saat malam hari juga masuk pertimbangan saya dalam memilih hunian. Lingkungan yang tenang membuat suasana kondusif sewaktu istirahat, saya bisa tidur nyaman selama 7-8 jam sehari.
Pekerja kreatif sangat perlu istirahat yang cukup supaya ide-ide kreatif mengalir dengan lancar. Saya dulu terbiasa bekerja tengah malam, di saat semua sepi dan terbukti hasilnya membawa saya ke posisi sekarang. Namun sekarang setelah punya anak dan sengaja tidak sengaja saya tidur cepat dan mulai punya kebiasaan baru, yaitu bekerja di pagi hari ternyata hasilnya jauh lebih keren lagi. Kenapa? Karena otak kita sudah beristirahat, baru diminta berpikir kreatif. Dan jangan lupa begitu bangun jangan cek email atau whatsapp, supaya kita tidak 'terganggu' dan bisa konsentrasi dengan kerjaan utama sekitar 1 jam hingga 90 menit.