Lihat ke Halaman Asli

Ajal Cinta

Diperbarui: 24 Juni 2015   18:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sayang......

kita bukanlah keindahan instan, tapi kita adalah
keindahan luka yang pasti membekas.

Tentang titian yg patah berjatuhan. Tentang mimpi yg memudar pelan,

Aku mengeja cinta di hatimu, saat kulekatkan kepalaku di teduh dadamu,dan lengan kokohmu mengalungkan peluk di bahuku,

Kenali aku melalui hatimu, dan cintai aku sepenuh jiwamu......

Karena Aku pecandu setiamu. Yang menanti mati terjerat dekapan mautmu.

Desember paksa aku menelan keikhlasan. Desember beri aku hiburan dan harapan. Desember tak selamanya kelabu.

Sisakan segenggam rindu untukku, jika suatu hari cerita tentang kita mulai menyemu.

Walaupun kita dicaci tak serasi, biar cinta yang mengatasi, cukup kita nikmati belai indah asmara ini.

Puisiku malam ini hanya sedikit saja, mata sudah tak terbelalak lagi,

Malam pun telah larut, tapi rinduku tak pernah surut.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline