Lihat ke Halaman Asli

Embun Rindu

Diperbarui: 24 Juni 2015   18:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Selamat pagi jendela, badanmu masih berembun ya? Boleh kutuliskan puisi cinta untuk dia?

embun berkarat pada dedaun yang berharap dijenguk hangat. ini seperti rindu yang sekarat dimakan usia.

Kesedihan, tak perlu disingkirkan dari ingatan, biar ia memberi pelajaran, agar bahagia tetap menyimpan keindahan

Kesedihan, sepedih apapun selalu ada kebaikan yang tersimpan, sesakit apapun selalu menyimpan keindahan

Di helai daun gelombang cinta, tersirat namamu yang berliku, terdengar lirih suara merdumu. "Sentuh aku.

Sayang, saat kesedihan datang, tak perlu emosi kau undang, biarkan saja ia lalu lalang, peluk saja dengan tenang

Pernahkah kau merasa begitu kesepian? Dilupakan oleh dia yg tak pernah lepas dari ingatan?

Mari mendekat sayang....

Jangan malu-malu sayang. Rinduku sudah kepayang. Jangan sampai dicuri orang,

Bagaimana bisa ketika tangan kananmu memelukku, tangan kirimu erat menggenggam masa lalu.

mengapa harus menangisi rindu, lihatlah daun begitu tegar saat lepas dari tangkainya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline