Lihat ke Halaman Asli

Silivester Kiik

Founder Sahabat Pena Likurai

Puisi | Cinta Bayang-bayang Buram

Diperbarui: 23 Maret 2019   09:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

diolah penulis

Karya: Engel Manehat

Editor: Silivester Kiik

Bila aku hanya sebatas angin lalumu
Mengapa menjanjikanku tentang kisah masa depan?
Mengapa mendidikku tentang makna hembusan sebuah kenyamanan?
Sedang relungmu kian bergentayang dalam kesibukan benakku
Menari berputar menggapai sisi kemenangan

Jangan jadikanku tempat meredam luka amarahmu
Setelah itu menghilang tanpa pamitan
Melancong tanpa arah
Lalu terjebak dalam jurang penyesalan
Perlahan mematikan jiwa pelita yang bergaung menjadi redup

Kesadaranmu telah jatuh dalam tirai kemunafikanmu
Termakan kegelapan malam tak berbintang
Lalu meninggalkan bayang-bayangmu yang semakin buram
Dan perlahan sirna bersama sang waktu

Namun ada pertobatan hati untuk kembali mengisi lembaran baru
Jika hati mengalirkan derasnya harapan kesetiaan
Untuk berpadu pada satu rangkulan
Dan kita tak lagi mengenggam rindu ini sendirian

Saling menuntun menembusi segala dimensi
Tentang cinta jangan lagi layu
Namun mekar untuk berjanji dalam satu ikatan
Aku doa bagimu dan kamu ayat-ayat indahnya

...

Debubot, 20 Maret 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline