Lihat ke Halaman Asli

Syivaun Nadhiroh

IRT sekaligus Mahasiswi Magister Pendidikan Islam UIN MALIKI Malang

Tentang Sebuah Senyuman

Diperbarui: 10 Januari 2016   17:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

            Pernahkah dalam sehari penuh tak sedikitpun melihat senyuman yang tergores dalam bibir manisnya?, yang begitu indah saat lesung pipinya mulai memerah?, pernahkah?. Jika pernah, apa yang seharusnya dilakukan supaya dia tersenyum kembali?, melawak didepannyakah?, atau memberinya sesuatu yang disenaginyakah?, atau membiarkannya begitu saja. Sebelum memahami senyuman itu lebih dalam, sudahkah kita sendiri tersenyum?, kepada siapapun itu?. Jika sudah pernah, siapakah yang tersenyum itu?, hatikah? Atau hanya bibir saja?. Bahkan tidak tahu mengapa harus tersenyum, hal ini penting atau sangat penting, ya tentang senyuman, yang akan selalu terlihat aura manis dalam dirinya.

            Senyum merupakan salah satu bentuk tawa ekspresif yang tidak bersuara untuk menunjukkan rasa senang, gembira dan suka atau rasa lainnya, dengan mengembangkan bibir sedikit, hal ini termaktub dalam kamus besar bahasa Indonesia. Setiap senyuman itu akan memiliki makna tersendiri tergantung siapa dan kepada siapa dia tersenyum. Dan senyuman itu juga merupakan bentuk suasana dari hati. Hati yang senang maka raut wajah akan terlihat sumringah indah dan senyumannyapun juga tak akan pernah bohong. Senyuman itu tidak akan pernah melabuhi jika dia timbul dari hati yang bersih dan ikhlas. Misalnya, seorang anak meminta sesuatu kepada orang tua akan tetapi ekonomi mereka sangat minim, berhubung orang tua selalu ingin membahagiakan anaknya, maka dia tidak akan pernah menjawab iya, tapi dia tersenyum dan itu mengartikan bahwa yang aslinya dia tak sanggup, tapi demi anaknya mereka akan berusaha sebaik-baiknya.

            Begitu juga ketika seseorang itu tertimpa musibah, hati yang bersih akan menampakkan senyum yang menandakan bahwa dia kuat dan mampu menyelesaikannya. Ada juga dengan senyuman mampu melumpuhkan musuh, yang awalnya musuh terlihat ganas dan seketika melihat senyuman itu maka musuhpun akan takut dengan sendirinya, dengan menimbulkan pertanyaan-pertanyaan yang diluar batas. Mungkinkah dia sudah mempunyai taktik dan cara lain untuk mengalahkanku, musuh. Ada juga dengan senyuman mampu menarik perhatian orang disekitarnya, pasti mereka akan mengira bahwa dia sedang dalam keadaan mood yang baik, hal ini benar tapi senyuman orang sabar dan tegar itu apapun yang menimpanya baik sedih maupun senang, pasti dia akan tetap tersenyum. Dan dengan senyuman itu pula juga bisa menular kepada lainnya, jika senyuman itu memang benar tulus dari hati, sekeras apapun dia, sejahat apapun juga, jika kita menyapanya dengan senyuman, mau tidak mau dia akan membelas dengan senyuman pula, walau itu senyum sengit, yang terpenting tersenyum.

 

            Tersenyumlah selagi ada kesempatan,

            Tersenyumlah walau hidup tertimpa cobaan,

            Tersenyumlah selagi hati tak padan,

            Tersenyumlah selagi rasa tak enakkan,

            Tersenyumlah untuk sekarang dan seterusnya,

            Sebelum terlambat, setidaknya kita hidup sudah pernah tersenyum.

 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline