Lihat ke Halaman Asli

Syivaun Nadhiroh

IRT sekaligus Mahasiswi Magister Pendidikan Islam UIN MALIKI Malang

"Innaa Lillaahi Wa Innaa Ilaihi Raaji'uun"

Diperbarui: 21 November 2015   13:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

 

 Artinya : “(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: "Innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun””

Al-Baqarah-156

 

Segala sesuatu yang ada di dunia ini hadir karena kebesaran-Nya, dari-Nya dan untuk-Nya. Begitu juga apapun itu akan kembali kepada yang Membuat, dan kembali ke tempat asal mereka - Allah. Yang memiliki kami maka kepada-Nya kami kembali, entah kelak atau esok. Mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya sebagai makhluk ciptaan-Nya bahwa kita akan kembali kepada-Nya, baik dengan membawa amalan baik ataupun amalan buruk. Tergantung pada kita bagaimana menyikapi kehidupan dan permasalahan yang telah dihadapkan kepada kita.

Hidup itu adalah masalah, siapapun itu pasti akan pernah merasakan dan bertemu dengan masalah, baik masalah diri sendiri, keluarga, sahabat, politik, ekonomi maupun yang lainnya. Itulah hidup, penuh dengan masalah. Sedangkan masalah itu sendiri adalah sebuah ujian. Dimana ketika Allah akan mengangkat derajat seseorang maka akan dipertemukan dengan masalah. Seberapa besar dia akan menyelesaikan masalah dengan baik. Menyerah atau pantang menyerah. Pastinya Allah tidak akan memberikan sebuah ujian kepada hamba-Nya melebihi kemampuannya. Karena pada dasarnya manusia itu lemah dan sangat lemah. Akan tetapi seringkalinya kita lupa, bahwa dalam masalah itu ada hadiah besar yang dipersiapkan-Nya untuk kita dan akan memberikannya sesuai dengan waktu dan kondisi yang tepat.

Ketika masalah itu datang menyapa, seringkali yang kita lakukan adalah memikirkannya dengan berat, merenunginya hingga ingin jauh darinya, bahkan ada yang ingin memaksakan dirinya untuk kembali kepada-Nya dengan bunuh diri. Apakah hal demikian akan mampu menyelesaikan masalah dengan baik?, tidak. Hal ini tidak akan menyelesaikan masalah sedikit-pun melainkan akan menambah masalah. Menjadikan masalah lebih besar dan tak akan berujung, jika kita tidak mampu menyelesaikannya dengan baik, yang ada kita akan lebih lemah semangat dalam menjalani hidup.

            Adanya masalah bukan berarti Allah telah membenci kita untuk dirundung masalah yang tak kunjung usai, bukan. Melainkan Allah sayang kepada kita, dengan seperti itu kita akan selalu mengingat-Nya. Maka ketika Allah menurunkan masalah atau ujian kepada kita, berarti kita termasuk orang-orang spesial yang Allah hadirkan dengan mengingat-Nya. Allah telah mengingatkan kita melaluinya, masalah-cobaan. Dengan itu kita akan kembali mengingat-Nya, merenung bahwa selama ini kita lalai, bukan masalah yang dipermasalahkan akan tetapi kita manusia yang bermasalah.

Melihat ayat diatas, telah dijelaskan bahwa segala sesuatu itu datang dari Allah maka akan kembali pula kepada-Nya. Begitu juga masalah, ia datang dari-Nya maka juga akan kembali kepada-Nya. Maka dengan itu kita mesti sadar bahwa salah satu cara alternatif untuk menyelesaikan masalah adalah mengembalikan kepada-Nya, pasrah, yakin dengan sepenuhnya, bahwa Allah memberi masalah atau ujian itu bukanlah hal yang sia-sia. Ada banyak kejutan yang Allah siapkan, bayak hikmah dibalik semua itu, dan mungkin Allah sudah mempersiapkan kado spesial untuk kita. Akan tetapi itu tidak semuanya selesai dalam kedipan mata, masih harus melalui proses panjang sampai menemukan sebuah keyakinan yang sungguh-sungguh. Disaat keyakinan itu sudah mantap dalam hati kita maka disaat itulah Allah hadirkan hadiah itu. Selebihnya bahwa dengan adanya masalah itu, Allah sayang kepada kita.

Manusia hanya bisa mengira bahwa dengan masalah, mereka akan menjadi lemah dan tak berdaya. Memang benar kita hanyalah manusia yang tak berdaya, tapi kita masih milik Allah. Kepada-Nya segala sesutu itu akan kembali. Kita tak akan mampu melakukan apa-apa tanpa Allah. Hanya Allah-lah segala sesuatu itu menjadi ada dan tiada. Oleh karenanya menjadi manusia harus selalu mengingat-Nya dalam segala hal, baik saat sedih maupun senang. Biar Allah tidak berpaling kepada kita. Bukan lagi sebuah masalah yang dipermasalahkan, tapi kita, manusia yang harus pandai dalam menanggapi masalah. Dengan masalah kita menjadi lebih dewasa, lebih memaknai hidup dengan kedua mata dan menjalani hidup dengan semestinya. Karena sesungguhnya semua itu akan kembali kepada-Nya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline