Lihat ke Halaman Asli

Strategi Pengelolaan Kelas Inklusi Melalui Model Pembelajaran Berbasis Alam

Diperbarui: 9 Juli 2021   21:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Nama                          : Khofiz Syinta Ursila
Kelas                           : 6 PGSD A2 Angkatan 2018 FTIK UNISNU Jepara
Mata Kuliah             : Pendidikan Inklusi
Dosen Pengampu  : Hamidaturrohmah, S.Pd., M.Pd.

          Semua anak yang terlahir di dunia ini merupakan makhluk Tuhan yang memiliki keunikan tersendiri. Potensi berupa kemampuan dan karakter dari setiap anak tidak bisa disamaratakan ataupun dibanding-bandingkan. Dari semua anak yang terlahir normal, ada sebagian kecil anak yang terlahir dengan beberapa gangguan baik secara fisik maupun mental, akan tetapi mereka tetap memiliki hak untuk memperoleh kehidupan yang layak. Keunikan anak-anak yang terlahir dengan kondisi khusus atau istimewa tersebut dikatakan sebagai anak berkebutuhan khusus. Anak berkebutuhan khusus merupakan anak yang memiliki perbedaan dari beberapa segi dengan anak-anak secara umum atau rata-rata anak seusianya. Anak tersebut membutuhkan metode, material, pelayanan, pendidikan dan peralatan yang khusus dan berbeda dari anak normal lainnya agar dapat mencapai perkembangan yang optimal. Karena anak tersebut mungkin akan belajar dengan kecepatan yang berbeda dan juga dengan cara yang berbeda. Walaupun mereka memiliki potensi dan kemampuan yang berbeda dengan anak-anak secara umum, mereka harus mendapat perlakuan dan kesempatan yang sama seperti anak-anak lainnya terutama dalam kegiatan belajar di sekolah.

          Keberhasilan peserta didik dalam proses pembelajaran di sekolah inklusi sangat ditentukan oleh strategi pembelajaran yang diterapkan oleh guru. Hal tersebut menjadi tantangan tersendiri bagi guru dalam memahami komponen-komponen dasar untuk melaksanakan kegiatan belajar-mengajar di dalam kelas yang berisi peserta didik regular dan non-reguler. Oleh karena itu guru harus mampu untuk memahami dan mengerti tentang filosofis atau makna dari mengajar dan belajar itu sendiri, selain mengajar, guru juga harus dapat mengelola kelas dengan baik agar tercipta proses belajar mengajar yang efektif dan setiap peserta didik memiliki hasil belajar yang lebih optimal.

          Proses pembelajaran dan kegiatan pengelolaan kelas adalah dua hal yang saling berkaitan, namun dalam keterkaitan pengelolaan kelas tersebut memiliki perbedaan karena keduaanya memiliki tujuan yang berbeda. Jika pembelajaran mencakup semua kegiatan yang berlangsung dalam proses pembelajaran untuk dapat mencapai tujuan-tujuan khusus tertentu, sedangkan pengelolaan kelas ditunjukkan untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi optimal yang aktif dalam proses pembelajaran. Upaya untuk mengaktifkan dan menghidupkan ruang kelas dalam rangka melaksanakan proses pembelajaran serta pengelolaan kelas yang efektif mampu mengarahakan pada tercapainya tujuan pembelajaran yang diharapakan dan hal itu membutuhkan sikap dari berbagai hal yang terlibat dalam kegiatan pembelajaran. Dalam keseharian guru di tuntut agar dapat berkembang secara percaya diri maupun mandiri dalam meningkatkan kreativitasnya. Guru menciptakan konsep pengelolaan kelas dengan suasana kondusif untuk belajar dan memungkinkan peserta didik dapat berekspresi dengan bebas, menyenangkan dan penuh gairah dalam belajar untuk mempelajari dan memahami esensi berbagai hal yang mereka pelajari.

          Dalam mewujudkan pengelolaan kelas di Sekolah Dasar Inklusi, lingkungan fisik yang nyaman dan memenuhi syarat akan mendukung meningkatnya keberhasilan proses pembelajaran peserta didik dan mempunyai pengaruh positif terhadap pencapaian tujuan pengajaran dari guru. Seperti yang tercantum dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2007 tentang Standart Sarana dan Prasarana Untuk Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI) yang diantaranya adalah di dalam kelas memiliki fasilitas yang memungkinkan pencahayaan yang memadai untuk membaca buku. Namun, dalam penerapan strategi pengelolaan kelas tidak hanya dapat dilakukan di dalam ruangan kelas. Guru juga dapat berkreasi dan berinovasi dengan menciptakan proses pembelajaran yang berbeda dan unik, serta memiliki hasil yang lebih optimal bagi peserta didik.

          Guru dapat berkreasi dalam penerapan strategi pengelolaan kelas dengan menggunakan model pembelajaran berbasis alam atau model PBA. Model pembelajaran berbasis alam ini merupakan suatu konsep pembentukan kelas yang memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk bereksplorasi dan bereksperimen di luar ruangan kelas, yaitu di lingkungan alam. Model pembelajaran ini berusaha mengembangkan pendidikan yang berbeda bagi seluruh umat manusia dan belajar dari seluruh makhluk hidup di alam semesta ini. Pengelolaan kelas yang menggunakan model pembelajaran berbasis alam ini merupakan pembelajaran yang selalu melibatkan alam pada setiap proses kegiatan belajarnya. Dalam pengaplikasiannya, tidak hanya peserta didik reguler saja. Tetapi guru dapat melibatkan peserta didik berkebutuhan khusus dalam pengelolaan kelas menggunakan model pembelajaran berbasis alam. karena aktivitas yang dilakukan di alam merupakan aktivitas yang menyenangkan serta alam adalah tempat sebaik-baiknya untuk belajar bagi anak. Strategi pengelolaan kelas dengan model ini menggunakan alam sebagai laboratorium belajar peserta didik. Ruang belajarnya yang memanfaatkan alam sekitar dapat berupa saung, pepohonan yang rindang dan dibiarkan tumbuh di tiap sudut sekolah, serta kelengkapan fasilitisas sarana-prasarana untuk bereksplorasi, seperti rumah pohon, lapangan bola dan apotik hidup. Anak-anak didekatkan dengan alam melalui suasana dan sarana yang memang sengaja dirancang guru untuk menumbuhkan kecerdasan natural anak. Kegiatan dalam pengelolaan kelas menggunakan model ini di implementasikan dengan kegiatan seperti bermain di taman sekolah, bercocok tanam, merawat tanaman di apotik hidup sekolah, bermain sepakbola, dan membuat kerajinan tangan dari dedaunan atau benda bekas yang ditemukan di sekitar lingkungan tersebut. Dengan adanya alam sekitar sebagai tempat belajar, mereka telah belajar banyak melalui pengalamannya itu.

          Penggunaan alam sebagai strategi pengelolaan kelas ini mengajarkan peserta didik untuk lebih peduli dengan lingkungannya dan mengetahui bagaimana cara untuk menerapkan pengetahuan yang dipelajarinya selama kegiatan pembelajaran di dalam kelas dan tidak hanya sebatas teori. Hal ini juga yang menjadi kelebihan tersendiri dari strategi pengelolaan kelas yang diterapkan guru dan dapat dikatakan sebagai alternatif kegiatan belajar peserta didik di sekolah inklusi. Pengelolaan kelas dengan menggunakan model pembelajaran berbasis alam termasuk salah satu bentuk pendidikan alternatif yang menggunakan alam sebagai media utama untuk kegiatan pembelajaran peserta didiknya. Tidak seperti pengelolaan kelas yang lainnya yang lebih banyak menekankan untuk menggunakan model belajar mengajar di dalam kelas, para peserta didik belajar akan lebih banyak di alam terbuka. Pada model pembelajaran berbasis alam ini metode belajar mengajarnya lebih banyak menggunakan pembelajaran yang aktif atau action learning dimana peserta didik reguler maupun non-reguler dapat merasakan sensasi belajar melalui pengalaman yang didapatkannya di alam. Dengan strategi pengelolaan kelas yang menggunakan model pembelajaran berbasis alam, peserta didik diharapkan dapat belajar dengan lebih bersemangat, tidak mudah bosan, dan lebih aktif karena guru telah memberikan ruang yang lebih terbuka untuk eksplorasi dan meningkatkan potensi kecerdasan peserta didik secara alami, serta mampu mengenal dan memahami cara untuk menjaga atau melestarikan lingkungan alam di sekitarnya dengan baik dan tepat.

DAFTAR PUSTAKA
Chan, Fizal. 2019. Strategi Guru dalam Mengelola Kelas di SD. International Journal of Elementary Education. Vol. 3 No. 4 Hlm. 439-446.
Isbadrianingtyas, Nafi. 2016. Pengelolaan Kelas Inklusi dalam Pembelajaran Tematik di SD. Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, dan Pengembangan. Vol. 1 No. 5.
Haryanti, Dwi. 2020. Pengelolaan Kelas Inklusi Melalui Metode Belajar Bersama Alam (MBBA) di Sekolah Alam Bangka Belitung. Tarbawy: Jurnal Pendidikan Islam. Vol. 7 No. 2 Hlm. 128-136.
Mahdi, Arisui. 2021. Analisis Pelaksanaan Pembelajaran Whole Person Approach sebagai Strategi Kunci Implementasi Pendidikan Inklusi. Jurnal Basicedu. Vol. 5 No. 2 Hlm. 1870-1878.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline