Lihat ke Halaman Asli

syiifadifaa

Mahasiswa

Peran Pemerintah dalam Pencegahan Stunting

Diperbarui: 17 Agustus 2023   12:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

            Menurut Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) stunting adalah gangguan perkembangan pada anak yang disebabkan gizi buruk, terserang infeksi yang berulang, maupun stimulasi psikososial yang tidak memadai. Hal ini, dapat disebabkan karena kurangnya nutrisi dan gizi pada anak dalam jangka panjang. Selain itu, kurang ternutrisinya ibu hamil karena tidak mengonsumsi makanan sehat serta kurangnya asupan vitamin dan mineral dalam masa kehamilan juga dapat menyebabkan janin beresiko mengalami stunting. Kondisi gagal tumbuh balita karena kekurangan gizi kronis, utamanya pada 1000 hari pertama kehidupan atau yang dapat disebut juga dengan stunting dapat ditandai dengan gejala tertundanya pertumbuhan tulang pada anak, berat badan di bawah normal dan tinggi badan yang lebih pendek jika dibandingkan dengan anak seusianya, serta proporsi tubuh yang tampak lebih muda atau kecil untuk seusianya.

             Upaya pencegahan pada stunting tentunya adalah hal yang utama. Dewasa ini, pemerintah sedang menggalakkan program-program pencegahan stunting dikarenakan banyaknya bayi beresiko tinggi terkena stunting dan kurangnya pengetahuan pada ibu hamil tentang pentingnya mengonsumsi makanan tinggi gizi. Hal ini bertujuan agar ibu hamil dapat lebih paham dan siap dalam mempersiapkan kehamilan, utamanya dalam mengonsumsi nutrisi pada masa kehamilan dan pencegahan stunting pada anak. Bagi ibu hamil diharapkan agar tetap rutin memeriksakan kandungannya ke fasilitas kesehatan terdekat, seperti puskesmas dan rumah sakit, rutin mengonsumsi tablet tambah darah, serta memenuhi asupan gizi. Tidak hanya pada ibu hamil, remaja putri diharap juga rutin mengonsumsi suplemen tambah darah satu tablet setiap seminggu sekali. Di sisi lain, bagi pascamelahirkan bagi ibu, pemberian ASI ekslusif pada bayi selama enam bulan dan pemberian konsumsi berupa protein hewani pada bayi di atas enam bulan tetap melanjutkan ASI dapat berdampak baik dalam upaya pencegahan stunting, serta dengan rutin memastikan perkembangan dan pertumbuhan anak, juga imunisasi di posyandu sekitar.

Sumber : https://www.kemkes.go.id




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline