Lihat ke Halaman Asli

Puisi 'Kalut'

Diperbarui: 16 Juni 2022   07:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber: merdeka.com

oleh Syifa Susilawati

Di sembarang masa,
Hujan di langit berganti turun di mataku,
mengutuk basah menjadi aliran mustajab
Kacau sudah jiwaku yang lapang
Dipenuhi ribut hingga detak kedzaliman
menguntit do'a-do'aku

Seperti tiada maaf bagi senja
yang memilih gelap ketimbang menaiki
kereta siang yang deras oleh hujan
Padahal aku mau kita menari-nari
Menunggu matahari tenggelam,
merayakan gemuruh angin
di bawah pohon akasia,
sambil membaca masa depan.

Ciputat, 16 Juni 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline