Desa Waringin terbentuk sebelum tahun 1940, yang terletak di Kecamatan Mancak Kabupaten Serang, yang berbatasan dengan Desa Kosambironyok dan Grogol Indah Kecamatan Anyer Kabupaten Serang. Menurut cerita disebut Desa Waringin dikarenakan terdapat pohon beringin yang sangat besar yang terletak di Kampung Ciguling tepatnya dekat rumah Kepala Desa yang ke 2 (Abdullah Sakim / Jaro Dulah).
Sudah menjadi hal umum bahwa sebagian besar sampah yang dihasilkan di setiap rumah terutama di Desa Waringin adalah sampah organik. Maka dari itu, kegiatan sosialisasi pemilahan sampah organik dan anorganik sangat penting untuk dilakukan. Selain dari pada itu, KKM 53 tergerak untuk membuat suatu teknologi yang dapat mengubah sampah organik menjadi kompos.
"Losida merupakan terobosan unik yang mampu mengubah sampah organik menjadi pupuk organik hanya dengan mencampurkan sampah organik sisa dapur masyarakat dengan air bekas cucian beras, bisa digantikan dengan cairan EM4 atau bisa juga dengan dedaunan kering" Ujar Ramadhan Yuwiko Utomo, Ketua KKM 53 Desa Waringin Universitas tahun 2023.
Losida atau lodong sisa dapur merupakan salah satu cara memanfaatkan sampah organik yang ada di rumah tangga dengan menggunakan lodong atau pipa yang ditanam di tanah. Losida merupakan upaya termudah yang dapat dilakukan untuk memanfaatkan sampah organik di lingkup rumah tangga.
Yuwiko menambahkan, bahwa bahan-bahan tambahan yang dapat dicampurkan dengan limbah sisa dapur di Losida tersebut mempunyai rentang waktu yang berbeda agar dapat berubah menjadi kompos. "Jika dicampur dengan air cucian beras, itu memakan waktu +-3 Bulan, jika dicampur dengan EM4 akan memakan waktu +-2 Bulan, sedangkan jika di campurkan dengan dedaunan kering maka memakan waktu sekitar 6 bulan atau sampai lodong pipa nya penuh", Ujarnya.
Dengan dibuatnya Losida Kaktus 2in1 ini, KKM 53 mengharapkan agar kedepannya warga Desa Waringin dapat lebih peduli terhadap lingkungan dan tidak membuang sampah organik sembarangan. selain dapat mencemari lingkungan, sampah organik juga akan menjadi busuk dan khawatir dikonsumsi oleh hewan-hewan di sekitar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H