"Eh gimana ya agar kulit aku bisa putih?" "Ih bagus banget kulitnya putih, mau!". Kalimat tersebut seringkali kita dengar di tengah obrolan wanita saat ini. Berbagai cara dilakukan demi mendapatkan kulit putih yang mereka dambakan itu.
Kulit putih merupakan dambaan bagi banyak wanita Indonesia. Hal tersebut dibuktikan salah satunya oleh hasil survei ZAP Index Beauty (2019) yang menunjukkan sekitar 82,5 % perempuan Indonesia ingin kulitnya lebih putih dan 71,1 % perempuan di bawah umur 18 tahun beranggapan cantik adalah punya kulit putih yang glowing dan glass skin seperti orang-orang dari Negara subtropis Korea Selatan (Dia, 2020).
Di Asia Tenggara, penggunaan bahan pemutih kulit semakin meluas, dengan penelitian terbaru memperkirakan satu dari dua wanita Filipina menggunakan produk ini (Mendoza, 2014). Keinginan untuk memiliki kulit lebih pucat ini diduga didasari oleh harapan untuk meningkatkan penerimaan sosial dan peluang ekonomi (Singson, 2017).
Apa itu suntik putih?
Suntik putih atau whitening injection merupakan salah satu prosedur kecantikan yang menawarkan khasiat memutihkan kulit secara cepat. Suntik putih ini mengandung larutan-larutan kombinasi vitamin C dan bahan lainnya seperti kolagen maupun glutathione.
Larutan ini kemudian akan disuntikkan ke dalam pembuluh darah kita, melalui punggung tangan. Berdasarkan salah satu data survei yang dilakukan di Indonesia, 26,7% mahasiswi tertarik untuk melakukan injeksi pemutih kulit demi kecantikan mereka (Wahidatunnur, et al., 2018).
Apa saja efek samping dan bahaya dari suntik putih?
Dibalik manfaatnya yang menggoda, ternyata kandungan cairan dalam suntik putih memiliki bahaya bagi penggunanya. Berikut adalah beberapa efek samping yang dapat timbul dan terjadi:
1. Dosis terlalu besar
Idealnya, setiap orang hanya memerlukan sekitar 40 mg vitamin C. Sedangkan, dalam cairan suntik putih mengandung 1000-4000 mg vitamin C.