Lihat ke Halaman Asli

Bagaimana Konsep Konsumsi dan Produksi dalam Ekonomi Islam?

Diperbarui: 6 April 2021   08:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

"Islam adalah jalan hidup", kalimat ini sering kita dengar mungkin sejak kita kecil. Kalimat ini tanpa kita sadari sebenarnya memiliki arti yang sangat indah. Islam dengan dasar-dasarnya yang jelas telah memberi manusia tuntunan hidup.

Segala ilmu telah Allah sampaikan melalui Al-Quran dan melalui wahyu dari Rasulullah . Melalui banyak masa yang telah dilalui islam, begitu banyak pula penjelasan-penjelasan mengenai ilmu-ilmu yang selalu mengalami pembaharuan mengikuti perkembangan zaman.

Tidak hanya ilmu-ilmu mengenai akidah akhlak saja yang Allah berikan kepada manusia, tetapi jika kita menyelami lebih jauh ternyata Islam juga memberi tuntunan juga tentang ilmu bagaimana kita menjalankan kehidupan lainnya seperti muamalah atau ilmu ekonomi.

Seperti yang kita ketahui, segala ilmu tentunya memiliki topik-topik yang akan menjadi dasar perilmuannya. Perihal ini, tidak terkecuali dengan ilmu ekonomi, ilmu ekonomi sendiri berkaitan dengan produksi dan konsumsi.

Secara konvensional, konsumsi adalah kegiatan menggunakan barang dan jasa yang dilakukan manusia dalam bidang ekonomi setelah melalui proses produksi dan distribusi untuk memenuhi kebutuhan manusia.

Tidak jauh berbeda dengan itu, konsumsi dalam perspektif ekonomi islam memiliki arti sebagai kegiatan menggunakan barang dan jasa yang tujuannya adalah untuk memenuhi kebutuhan manusia untuk menjalankan ibadah kepada Allah SWT dan sebagai bentuk syukur kepada Allah SWT.

Kegiatan konsumsi tentunya tidak jauh dari perilaku orang yang mengkonsumsi atau perilaku konsumen. Masyarakat muslim melakukan konsumsi dengan beberapa pondasi, pondasi itu diantaranya adalah karena keyakinan pada hari kiamat, konsep sukses yang diukur dengan moral agama islam, dan kedudukan harta sebagai anugerah yang Allah SWT berikan kepada manusia.

Mengapa tiga hal itu menjadi pondasi konsumsi seorang muslim?

Keyakinan pada hari kiamat menjadi dasar karena dengan mengingat akan adanya hari kiamat seorang muslim akan mengutamakan konsumsi untuk ibadah kemudian baru melakukan konsumsi untuk duniawi.

Kemudian konsep sukses yang diukur dengan moral agama islam menjadi pondasi karena dengan memiliki moralitas yang tinggi, seseorang akan semakin mudah mencapai kesuksesan. Dengan moralitas islam (kebajikan, kebenaran, dan ketaqwaan) akan memberikan kemudahan kepada seseorang untuk melakukan kebaikan dan mejauhkannya dari kejahatan.

Terakhir, kedudukan harta sebagai anugerah yang Allah SWT berikan kepada manusia menjadi pondasi konsumsi seorang muslim karena dengan harta seseorang mampu mencapai tujuan hidup dan jika diniatkan dengan mengharapkan ridha Allah SWT maka harta yang diusahakannya itu akan digantikan berlipat oleh Allah SWT.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline