Lihat ke Halaman Asli

Syifa Maulida Hajiri

Mahasiswa Ilmu Komunikasi di Universitas Gadjah Mada

Memilih Film Sesuai Usia, Menjadi Bijak dalam Menonton

Diperbarui: 2 September 2022   12:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi penonton menikmati film, gambar: benzoix di Freepik 

Sebelum bioskop mulai memutar film favorit kita, pasti mereka memutar tayangan-tayangan lain terlebih dahulu, misalnya trailer film-film lainnya, iklan produk, dan yang paling wajib adalah campaign untuk menonton film sesuai usia. Memangnya sepenting apa sih, kenapa kita harus memilih tayangan film sesuai usia kita? 

Pengalaman: Disuruh Menonton Siksa Kubur ketika SD

Saya akan awali dengan cerita pengalaman terlebih dahulu. Dulu waktu SD, mungkin saat itu saya berada di kelas 2, saya dan teman-teman disuruh menonton video siksa kubur beramai-ramai. Tujuannya, memang saat itu sedang pelajaran agama sih, jadi guru kami ingin mengajarkan jangan lupa untuk berbuat kebaikan dan hindari perbuatan buruk, kalau tidak nanti mendapat siksa kubur seperti di video itu. Kami tidak hanya disuruh menonton sekali. Waktu kelas 2 itu, hanya saya dan teman-teman sekelas yang disuruh menonton. Kemudian, waktu kelas 5 kami disuruh menonton lagi, kali ini kiranya satu sekolah disuruh menonton bersama-sama. 

Saya rasa tontonan siksa kubur waktu SD itu sangat manjur, membuat saya dan teman-teman... menangis ketakutan. Ya, walaupun tidak semua sih. Kalau saya sendiri bagaimana? Saya sangat histeris sih menangisnya, ha ha ha. Saya pribadi memang tidak cocok dengan tayangan film ataupun video yang berbau horor, terutama kalau ada pocongnya. Jelas sekali lah ya kenapa saya histeris waktu nonton video siksa kubur itu. Tentunya, karena saya melihat jenazah di dalam kubur yang pakai kain kafan alias bisa disebut pocong itu teriak-teriak karena disiksa. Apakah faktor saya sendiri yang memang penakut menjadikan alasan bahwa tontonan tersebut tidak cocok untuk saya? Jawabannya tidak. Ada aspek-aspek lain di dalam video tersebut yang membuatnya tidak cocok ditonton oleh saya, ataupun ditonton oleh anak-anak.

Masih bicara soal video siksa kubur tadi. Kenapa sih, tontonan tersebut menurut saya tidak cocok ditonton oleh anak-anak yang masih SD? Pertama, dalam video siksa kubur itu ada adegan yang terlalu vulgar untuk ditonton anak-anak. Adegan apa? Saya masih ingat, adegannya adalah jenazah itu disiksa sampai mukanya terlihat rusak. Saya rasa adegan itu terlalu vulgar, terlalu eksplisit untuk ditonton oleh anak-anak karena dapat menimbulkan ketidaknyamanan tersendiri saat menyaksikannya. Alasan kedua, menurut saya video siksa kubur itu bisa menimbulkan ketidaknyamanan lain karena claustrophobic. Hal ini tampak karena sepanjang video itu cuma menampilkan jenazah yang disiksa dalam liang kubur yang sempit. Selain itu, sebenarnya masih ada banyak adegan lain yang bikin video tersebut tidak cocok ditonton anak, tetapi sayangnya ingatan saya agak samar-samar terkait adegan-adegan itu.

Memilih Tontonan Film Sesuai Kapasitas

Kembali ke pertanyaan awal, kenapa sih kita harus memilih tayangan, terutama film, sesuai usia kita? Kalau saya kaitkan dengan pengalaman pribadi di atas, kita bisa melihat bahwa setiap orang itu memiliki kapasitas berbeda-beda dalam menonton film. Misalnya, mungkin satu orang bisa dengan nyaman dan senang menonton film horor supranatural, tetapi yang lainnya tidak. Mungkin satu orang biasa saja menonton film orang terjebak di menara yang sangat tinggi, tapi yang lainnya sampai lemas karena memilik fobia ketinggian. Ada orang yang aman-aman saja melihat darah, tetapi ada yang langsung merasa mual sata menyaksikannya.

Menonton Film Sesuai Usia

Mari kita kaitkan kapasitas menonton dan kecocokan film dengan usia penonton. Sebagai penonton film, kita memang bisa berekspektasi kira-kira seperti apa ya filmnya nanti. Namun, kita tidak akan bisa tahu persis seperti apa adegan demi adegan yang termuat dalam film tersebut nantinya, apalagi kalau itu adalah pertama kalinya kita menonton film tersebut. Sekarang bayangkan saja kalau kita membawa anak-anak ke bioskop, clueless dengan isi filmnya seperti apa, menghiraukan rating usia, dan ternyata malah ada adegan-adegan yang membuat anak kurang nyaman ataupun adegan yang belum pantas ditonton untuk usianya. Rasanya waktu menonton di bioskop yang seharusnya menyenangkan malah terganggu. Kita tidak bisa tahu dan merasakan juga secara persis apa yang dirasakan anak ketika menonton film itu. Belum lagi kalau ketidaknyamanan anak, sampai menimbulkan keributan di bioskop dan mengganggu penonton lainnya.

Cara Bijak dalam Memilih Tontonan Film

Penonton film harus bijak dalm memilih tontonannya, untuk diri sendiri maupun orang lain yang diajaknya ke bioskop. Bagaimana caranya menjadi bijak dalam menonton sesuai usia? Membaca rating usia film adalah kuncinya. Dengan internet, penonton dapat dengan mudah mengetahui rating usia suatu film. Selain itu, pada platform penjualan tiket bioskop secara online juga sudah tertera rating usia untuk penonton. Keputusan akhir tetap ada pada penonton itu sendiri, apakah dia mau menjadi penonton yang bijak atau tidak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline