Lihat ke Halaman Asli

Syifa Masyhuroh

Mahasiswa UIN Jakarta

Tantangan dan Kemajuan Penanganan HIV di Era Modern

Diperbarui: 13 Desember 2024   00:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh, khususnya sel CD4, yang berperan penting dalam melawan infeksi. Jika tidak diobati, HIV dapat berkembang menjadi Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS). Sejak pertama kali ditemukan pada awal 1980-an, HIV telah menjadi salah satu tantangan kesehatan global yang signifikan, dengan dampak yang luas terhadap individu, keluarga, dan masyarakat.

Menurut laporan UNAIDS tahun 2023, sekitar 38 juta orang di seluruh dunia hidup dengan HIV, dengan mayoritas kasus terjadi di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah. Indonesia juga menghadapi beban HIV yang tinggi, terutama di kalangan kelompok populasi kunci seperti pekerja seks, pengguna narkoba suntik, dan pria yang berhubungan seks dengan pria. Data Kementerian Kesehatan RI menunjukkan bahwa pada tahun 2022, terdapat lebih dari 50.000 kasus baru HIV yang terdeteksi.

HIV ditularkan melalui cairan tubuh tertentu seperti darah, cairan semen, cairan vagina, dan air susu ibu. Beberapa langkah pencegahan yang efektif meliputi:
1. Penggunaan kondom secara konsisten.
2. Terapi profilaksis prapajanan (PrEP) untuk individu berisiko tinggi.
3. Program jarum suntik steril untuk pengguna narkoba suntik.
4. Edukasi seksual yang komprehensif.
Penularan ibu ke anak dapat dicegah melalui pengobatan antiretroviral (ARV) selama kehamilan, persalinan, dan menyusui.

Terapi antiretroviral (ART) adalah pendekatan utama dalam pengobatan HIV. ART tidak hanya menekan replikasi virus hingga tidak terdeteksi tetapi juga mencegah perkembangan penyakit menjadi AIDS. Berdasarkan pedoman WHO, ART harus dimulai segera setelah diagnosis HIV ditegakkan, terlepas dari jumlah sel CD4. Hal ini dikenal sebagai strategi “treat all”.
1. Kemajuan TerbaruBeberapa kemajuan signifikan dalam penelitian HIV meliputi:
2. Pengembangan Vaksin: Meskipun belum tersedia secara luas, uji klinis untuk vaksin HIV terus dilakukan dengan hasil yang menjanjikan.
3. Terapi Genetik: Teknik seperti CRISPR-Cas9 sedang dieksplorasi untuk mengeliminasi DNA HIV dari sel yang terinfeksi.
4. Long-acting ART: Obat antiretroviral dengan durasi kerja panjang memungkinkan pasien hanya membutuhkan injeksi setiap beberapa bulan.

Walaupun banyak kemajuan telah dicapai, tantangan tetap ada, termasuk:
1. Stigma dan Diskriminasi: Masih banyak penderita HIV yang menghadapi diskriminasi, yang menghambat akses mereka ke layanan kesehatan.
2. Resistensi Obat: Penggunaan ART yang tidak konsisten dapat menyebabkan resistensi obat, mengurangi efektivitas pengobatan.
3. Aksesibilitas: Di beberapa daerah, akses terhadap ART masih terbatas karena kendala logistik dan biaya.

HIV tetap menjadi masalah kesehatan global yang kompleks. Namun, melalui kolaborasi internasional, edukasi masyarakat, dan inovasi medis, pengendalian HIV dapat lebih efektif. Penekanan pada pengurangan stigma dan diskriminasi serta peningkatan akses ke pengobatan adalah kunci untuk mencapai visi dunia tanpa HIV/AIDS.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline