Pandemi virus covid-19 yang terjadi sejak Februari 2019 terus membawa perubahan di tiap sektor termasuk sektor pendidikan. Peralihan masa dari yang serba langsung kini berubah menjadi dalam jaringan (daring). Adanya perubahan metode pembelajaran pada masa pandemi yang dilakukan di rumah dengan metode daring merupakan sebuah tantangan yang harus dihadapi oleh semua pihak baik guru, siswa, maupun orang tua siswa. Dalam hal ini kedisiplinan, tanggung jawab, kejujuran, serta keseriusan siswa menjadi suatu hal yang harus dihadapi dengan sungguh-sungguh. Tentu hal tersebut tidak mudah bagi siswa, guru, dan orang tua untuk mencari jalan keluar atas permasalahan pembelajaran daring ini, namun guru tetap dituntut untuk mencari solusi untuk menciptakan model pembelajaran daring baru serta konsekuensi sebagai seorang pendidik dalam menghadapi segala situasi yang mungkin akan terjadi.
Sebelum memasuki pembahasan lebih lanjut, terlebih dahulu penulis akan memberikan definisi terkait pengertian psikologi. Psikologi adalah ilmu yang mempelajari tentang tingkah laku manusia, latar belakang terbentuknya perilaku, serta perilaku individu dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Psikologi juga lekat kaitanyya dengan karakter dan kepribadian individu. setiap individu memiliki karakter yang unik dan berbeda-beda yang dapat terbentuk oleh faktor gen maupun melalui lingkungan sekitarnya. Lingkungan yang baik akan membentuk karakter seseorang menjadi baik, sebaliknya lingkungan yang buruk memiliki kemungkinan akan membuat karakter seseorang cenderung buruk pula. Psikologi dalam hal ini dapat berkontribusi dalam mengembangkan karakter individu terkhusus siswa di masa pandemi. Keadaan jiwa dan mental individu penting diperhatikan selama masa pembelajaran ini karena tidak jarang terdapat kasus siswa/siswi yang mengalami stres bahkan bunuh diri akibat tugas yang menumpuk pada masa pembelajaran daring (Makdori, 2020). Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) juga mencatat kasus kematian yang diduga depresi anak selama pembelajaran jarak jauh pada november 2020 mencapai 12 siswa (Wijaya, 2021). Hal ini merupakan masalah serius yang perlu menjadi fokus pemerintah dan kita semua dalam memperhatikan kesehatan mental siswa. Masalah ini menjadi serius tatkala memberikan dampak depresi kepada siswa dikarenakan stres yang dialami siswa akibat pembelaajran darin ini tidak memiliki standar khusus dan cenderung memberatkan siswa dari pemberian tugas-tugas dari guru yang akhirnya dapat berujung pada kejadian bunuh diri. Hal ini tentu menjadi sorotan bagi kita semua untuk tetap memperhatikan dan membantu siswa jika merasa keberatan terhadap sesuatu yang sedang mereka hadapi dan meminta keringanan untuk guru supaya memberikan jangka waktu pengumpulan tugas yang lebih lama lagi agar siswa tidak merasa dituntut menyelesaikan tugas secara bersama-sama. Karena jika kasusnya siswa mendapatkan satu tugas setiap minggu, maka setiap siswa akan mendapatkan 14-16 tugas yang harus dituntaskan sebelum mata pelajaran dilanjutkan minggu depan dan hal ini menjadi masalah utama rendahnya kualitas pendidikan saat ini.
Dengan diuraikannya kasus dan permasalahan diatas, maka dapat kita ketahui bahwa peranan psikologi dalam mengkaji hal tersebut penting dilakukan. Perlunya kesadaran bagi setiap orang tua harus ditingkatkan untuk melihat dan memberikan perhatian lebih kepada anak-anak mereka agar tidak mengalami stres bahkan depresi akibat pembelajaran jarak jauh ini. Adapun beberapa tahapan yang perlu dilakukan untuk menghadapi pembelajaran jarak jauh agar terhindar dari stres akibat tugas yang menumpuk dikategorikan kedalam tiga tahapan, antara lain :
- Tahap Sebelum Pembelajaran (daring)
Langkah awal dalam mempersiapkan diri sekaligus faktor penting dalam proses pembelajaran daring adalah menciptakan suasana belajar yang nyaman. Suasana belajar harus tenang dan disesuaikan dengan keinginan individu agar dapat mendorong siswa untuk rileks dan aktif selama masa pembelajaran. Kemudian, faktor lain yang harus dipersiapkan sebelum pembelajaran meliputi:
- Manajemen waktu
Siswa dapat mengatur jadwal sebaik mungkin sebelum pembelajaran dimulai, siswa dapat mempersiapkan bahan belajar, bahan diskusi, dan juga hal-hal yang mungkin akan menjadi tugas yang harus dikerjakan. Selain itu, membuat jadwal dan mengatur kapan waktu untuk beristirahat, untuk berolahraga, dan waktu untuk tidur harus dijalankan dengan baik pula agar tubuh dapat maksimal dalam belajar. Persiapan mental juga perlu diikuti dalam tahap ini, manajemen diri dan manajemen stres yang baik akan membuat siswa dapat mengerjakan tugas dan pekerjaan yang diberikan secara lebih optimal.
- Belajar lebih awal
Membiasakan diri untuk belajar sedikit sebelum tidur merupakan kebiasaan yang baik yang dapat dibentuk. Walaupun terasa membosankan, apalagi setelah belajar secara daring selama berjam-jam. Cara ini dapat dilakukan untuk mengingat kembali materi yang telah dipelajari sebelumnya atau mempersiapkan materi yang akan dibahas esok hari. Cara ini dapat dilakukan dengan belajarlah sampai batas waktu yang ditetapkan misalnya sampai pukul malam, kemudian setelah pukul 8 individu dapat beristirahat ataupun melakukan aktivitas lain yang menyenangkan.
- Makanan bernutrisi
Tubuh kita perlu asupan agar tetap selalu fit dalam menjalankan aktivitas, sebelum pembelajaran daring ada baiknya siswa mengonsumsi makanan dan minuman bernutrisi seperti jeruk, pisang, segelas susu dan lain sebagainya yang membantu siswa agar lebih fokus dan tidak stres saat belajar. Makanan dan minuman yang kaya akan vitamin juga dapat memberikan kesehatan bagi tubuh siswa, melancarkan saluran pencernaan, membuat siswa lebih fokus hingga mencegah stres berlebih.
2. Tahap selama pembelajaran (daring)
Daring atau dalam jaringan merupakan istilah yang kerap digunakan di era teknologi seperti sekarang ini. Pembelajaran secara daring atau online merupakan salah satu strategi dalam menghadapi kondisi darurat. Namun hal ini memberi pengaruh yang cukup besar pada proses pembelajaran seperti strategi pendidik dalam mengajar maupun kualitas pemahaman peserta didik.
Selama pembelajaran online ini pendidik perlu membangun penerapan atau sistem belajar yang lebih efisien dan efektif. Mengutip informasi dalam SE Mendikbud No 1 Tahun 2021 bahwa dengan adanya kasus penyebaran Covid yang semakin meningkat. Maka diperlukan juga upaya atau langkah yang lebih responsif, untuk mengutamakan keselamatan dan kesehatan baik bagi tenaga kependidikan maupun peserta didik. Sehingga berkenaan dengan hal tersebut, pendidik perlu menciptakan strategi belajar yang sesuai dengan metode daring.
Team based project merupakan model pembelajaran yang melibatkan siswanya untuk lebih bebas dalam kegiatan pembelajaran, sehingga dapat meningkatkan kemampuan dalam memperoleh pengetahuan, kemampuan problem solving, atau membangun keterampilan baru. Berikut adalah beberapa strategi dalam menerapkan sistem belajar secara daring/online :
- Reading Guide merupakan model pembelajaran yang bertujuan untuk memandu peserta didik dalam memahami materi baik dalam bacaan yang diberikan/mencari referensi lain. Dalam hal ini pengajar dapat mengkombinasikan materi dengan alat pendukung seperti referensi video kreatif melalui berbagai platform. Sehingga nantinya peserta didik dapat mudah memahami poin-poin yang disampaikan dan juga tidak membuat proses pembelajaran menjadi jenuh.
- Snowball Throwing ialah pendekatan pembelajaran yang bertujuan untuk menggali potensi kepemimpinan para peserta didik, dan melatih keterampilan dalam menjawab/memberi pertanyaan pada setiap anggota kelompok dengan permainan berupa bola yang dilempar. Namun strategi ini dapat diubah oleh pendidik dengan menyesuaikan keadaan, sehingga dapat mempermudah dan memberikan suatu hal baru yang tidak membosankan.
- Information Search yaitu model pembelajaran dengan memberi kesempatan pada peserta didiknya untuk belajar diluar lingkungan kelas (melalui media internet/perpustakaan digital).
Selain penerapan sistem belajar yang perlu disesuaikan kembali, strategi pendidik dalam mengelola kelas menjadi hal yang penting. Pegelolaan kelas secara online tentu menjadi tantangan tersendiri bagi pendidik, sebab guru/dosen tidak mengetahui secara langsung bagaimana kondisi peserta didiknya dalam mengikuti pembelajaran. Kemudian mengenai pengalokasian waktu juga perlu diperhatikan kembali pada masa pandemi ini, pendidik dapat memberi tambahan waktu atau jadwal khusus bagi peserta didik yang merasa kesulitan memahami materi. Sehingga baik pendidik maupun peserta didik tidak merasa terbebani karena adanya jarak dalam proses belajar mengajar.
3. Tahap setelah pembelajaran (daring)