A. Pendahuluan
Indonesia adalah negara yang memiliki banyak kebudayaan di tiap-tiap daerahnya. Kebudayaan daerah satu berbeda dengan kebudayaan daerah lainnya. Menurut Wikipedia Kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal), diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata Latin colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Jadi, pengertian kebudayaan secara umum adalah tata cara hidup yang berkembang dan dimiliki oleh bersama serta diwariskan dari generasi ke generasi berikutnya.
Keragaman kebudayaan di Indonesia dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya, yaitu Letak strategis wilayah Indonesia, Kondisi alam, Bentuk negara kepulauan, Transportasi dan komunikasi, dan juga Kondisi alam wilayah Indonesia. Salah satu bentuk kebudayaan yang ada di Indonesia adalah seni pertunjukan.
Seni pertunjukan di Indonesia dapat diartikan berupa seni tari, seni musik dan seni teater atau drama. Setiap seni pertunjukan dari wilayah Indonesia memiliki ciri khas tersendiri yang berbeda dengan daerah lainnya. Seni pertunjukan yang akan dibahas dalam artikel ini adalah seni tari. Seni tari adalah suatu gerakan yang berirama, dilakukan di suatu tempat dan waktu tertentu untuk mengekpresikan suatu perasaan dan menyampaikan suatu pesan yang terkandung dalam tari tersebut.
Wilayah Kabupaten purbalingga provinsi Jawa tengah memiliki kesenian tarian tradisional yang tidak kalah menarik untuk dipelajari. Kesenian tersebut adalah Tari Ebeg atau yang dikenal juga oleh masyarakat Jaran kepang atau kuda lumping.
Ebeg adalah Kesenian daerah yang dipentaskan menggunakan boneka kuda yang terbuat dari anyaman bambu yang diberi hiasan rambut dikepalanya menggunakan ijuk. Tarian ini sangat populer di daerah Purbalingga dan sekitarnya. Walaupun ebeg sudah ada dari jaman dahulu, tetapi antusiasme masyarakat tidak pernah hilang. Pertunjukan ebeg selalu dihadiri oleh banyak pengunjung dan tidak pernah sepi.
Namun kita sebagai generasi muda seharusnya bisa mengangkat kesenian ebeg ini ke kaca Nasional atau bahkan internasional. Tujuan penulisan artikel ini adalah supaya masyarakat di luar sana tahu bahwa ada Kesenian asal purbalingga yang sangat menarik untuk dipelajari dan patut diapresiasi. Penulisan artikel ini menggunakan metode wawancara kepada narasumber, dan bersumber juga dari jurnal ilmiah.
B. Pembahasan
Ebeg memiliki cerita sejarah yang menarik untuk dikulik. Tarian ini diperkirakan sudah ada sejak abad ke-16. Menurut sumber Wikipedia Ebeg berasal dari kata eblek yang memiliki arti anyaman bambu berbentuk kuda, yang digunakan sebagai properti dalam tarian tersebut. Dalam tarian Ebeg biasanya dibawakan oleh penari laki-laki yang berjumlah 8-12 orang penari. Ebeg merupakan kesenian asli dari Purbalingga, hal ini dibuktikan oleh iringan yang digunakan pada saat pementasannya yaitu menggunakan lagu-lagu yang menggunakan bahasa ngapak. Misalnya Eling-Eling, Ricik-Ricik Banyumasan, Tole-Tole, Waru Doyong, Sekar Gadung, Ana Maning Modele Wong Purbalingga dan lain-lain. Lagu lagu ini berisi tentang kehidupan masyarakat tradisional dan juga pesan-pesan yang memiliki nilai moral yang sangat erat kaitannya dengan kehidupan kita sehari-hari. Tarian ini biasa dibawakan dari pagi hingga selesai pada sore hari para penari seolah-olah sedang menunggangi kuda dengan gagah berani dan tak kenal takut.
Tarian ebeg biasanya di iringi menggunakan alat musik calung Banyumasan atau gamelan Banyumas. Perangkat musik khas banyumas lainnya seperti gambang barung, gambang penerus, dhendhem, saron, bonang, kenong, gong dan kendhang. Pada awalnya tarian ebeg di iringi menggunakan alat musik bandhe, yaitu alat musik yang berbentuk seperti gong terbuat dari logam namun memiliki ukuran yang lebih kecil. Seiring dengan perkembangan zaman Tarian Ebeg sekarang digunakan sebagai sarana hiburan saat ada hajatan atau khitanan biasanya tuan rumah akan mengadakan tarian ebeg untuk disaksikan bersama dengan warga sekitar.
Dalam Tarian ebeg memiliki beberapa bagian atau fragmen dalam pementasannya, bagian-bagian itu diantaranya adalah: