Namaku Syifa, biasa di panggil sipow. aku anak ke tiga dari tiga bersaudara, aku lahir di jakarta pada tahun 2003. pada saat itu abi ku masih bekerja berpindah-pindah tempat, dari awalnya di bandung lalu ke banjaran, pindah lagi ke jakarta dan terakhir di serang dan menetap hingga saat ini. aku lahir dari keluarga yang cukup harmonis dan selalu mendukung apa yang sedang ku lakukan. pada saat aku masih kecil sering kali berlibur tiap weekend. kami sekeluarga biasa berlibur ke pantai yang masih dekat dekat rumah seperti anyer dan merak. setiap ke pantai, aku selalu diajarkan berenang di air ombak bersama abi ku. setelah pulang dari pantai kami sekeluarga makan di restoran seafood langganan kami. Selain berlibur kepantai, aku juga lumayan Sering diajak berlibur ke dufan, gelanggang Samudra, dan juga SeaWorld. Bahkan karna lumayan sering kesana Kami sekeluarga Hafal tata letak wahana - wohana yang ada disana.
aku di sekolahkan di TK, SD, MTs Swasta yang sama yaitu Persis. Sekolah disana aku diajarkan kan banyak macam hal agama, hadits, dan lain-lain. Lingkungan Temanku disekolah juga sangat baik. Saat aku masih SD aku memakai Jemputan dari tetangga rumah.
pada saat itu aku baru pulang sekolah, aku menunggu jemputan tsb sendirian sampai orang orang di sekolahan sudah mulai sepi. aku merasa sedih dan takut kenapa aku tidak di jemput sama jemputan yang biasanya? lalu akhirnya aku nekat pulang kerumah dengan berjalan kaki sendirian. setelah sampai dirumah, umi aku sangat khawatir dan heran kenapa wajahku sangat merah dan keringat berlebih. dan aku pun menceritakan kalau jemputan tidak ada yang menjemput dan menceritakan juga bagaimana aku selama di perjalanan pulang tadi.
lalu pada saat kelas 5 SD aku sudah tidak memakai jemputan lagi dan lebih sering di antar jemput oleh kaka ku yang laki-laki. dan ada suatu hari yang dimana kakaku menjemputku pulang sekolah, aku dan kakakku menabrak tukang becak yang sedang menyebabkan secara tiba-tiba. kakaku mental sangat jauh dari motor dan sedangkan aku hanya tergeletak di dekat motor tanpa ada lecet sedikitpun. aku sangat takut karna warga mulai pada mengerubungi ku, dan aku juga sangat takut saat melihat kakaku yang tergeletak begitu saja tidak sadarkan diri dengan darah bercocoran. tidak lama dari situ keluarga ku datang menghampiri dengan wajah yang sangat cemas dan sedih. saat kakaku sudah dibawa kerumah sakit, akhirnya dia sudah sadarkan diri dan mengalami patah tulang hidung dan luka luka di beberapa bagian tubuhnya. itulah beberapa kenangan yang aku alami saat aku masih kecil.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H