"Jokowi menambahkan, keberhasilan menteri-menteri perempuan tersebut dapat dilihat dalam pembangunan karakter bangsa, bantuan sosial, serta bantuan kesehatan masyarakat dan lainnya yang sebagian besar dikoordinasikan oleh Menteri Koordinator PMK, Puan Maharani."
Kalimat tersebut adalah penggalan berita yang dirilis oleh liputan6.com pada laman portal online-nya kemarin, 22 Desember 2017, tepatnya ketika perayaan acara puncak Peringatan Hari Ibu ke-89 di Raja Ampat, Papua Barat. Puan Maharani memang terlihat mendampingi Presiden Jokowi pada acara tersebut bersama beberapa Menteri Perempuan lainnya.
Pada acara tersebut, Puan Maharani bahkan membacakan puisi yang berisi pesan luar biasa yang khusus diciptakan untuk para ibu di Indonesia. "Jadilah ibu yang memperkokoh karakter, memperhalus budi dan mengajarkan tradisi luhur demi kebangkitan bangsa",begitu pesan puitisnya.
Menarik untuk memerhatikan dan menyimak pernyataan Presiden Jokowi, yang disimpulkan melalui kalimat berita oleh liputan6.com, bahwa sebagian besar kerja dan keberhasilan untuk pembangunan karakter bangsa, bantuan sosial, serta bantuan kesehatan masyarakat dikoordinasikan oleh Puan Maharani sebagai Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK).
Artinya, bahkan Presiden Jokowi ternyata telah mengakui keberhasilan Puan Maharani dalam melakukan kerja koordinatif untuk pembangunan bangsa.
Apresiasi dan penghargaan Presiden Jokowi terhadap Puan Maharani, tidak hanya sebagai bukti atas kinerja yang telah dibuktikannya, tapi sekaligus menjadi "alasan" yang selama ini dicari banyak orang tentang kenapa Puan Maharani dipilih dan masih dipertahankan? Telak jawabannya, yaitu karena Puan Maharani mampu bekerja, nerintegritas, berprestasi, dan mampu melakukan komunikasi dengan baik.
Jadi, sudah jelas alasannya, bahwa penunjukan Puan Maharani sebagai Menteri ternyata sesuai dengan kebutuhan karena pada kenyataannya, Presiden Jokowi menghargai kinerja Puan Maharani yang telah berhasil melakukan beberapa kebijakan penting sehingga pembangunan bangsa dan akselerasi kesejahteraan masyarakat umum.
Seperti diketahui, dalam laporan "3 Tahun Kerja Bersama"nya, Puan Maharani melaporkan beberapa capaian prestatif terkait kerjanya dalam pembangunan kemanusiaan dan kebudayaan --yang ujungnya bermuara pada kesejahteraan masyarakat. Berdasarkan laporan itu, Puan Maharani menyampaikan bahwa kesejahteraan rakyat ada peningkatan. Angka pengangguran, kemiskinan, dan ketimpangan turun, sementara Indeks Pembangunan Manusia meningkat. Ini fakta. Ada angka dan penelitian yang berbicara.
Artinya, kita mestinya tak perlu meragukan lagi kerja, komitmen, kebijakan, serta kinerja Puan Maharani karena semua itu bahkan diakui oleh Presiden Jokowi dan "diumumkan" ke ruang publik. Kita tidak bisa hanya memaknai, bahwa ada perempuan-perempuan dan ibu-ibu hebat yang membantunya dalam tugas negara, tapi juga perlu dibaca dalam konteks kerja Puan Maharani yang diapresiasi dan dihargai.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H