(Artikel yang saya tulis dengan tema Tahfidz Al Quran Surat Pendek Sebagai Bentuk Dari Literasi Keagamaan di Pendidikan Dasar tersebut relevan dengan aktivitas saya setiap hari sebagai seorang pengajar di bangku pendidikan dasar. Sebagai seorang guru yang mengampu mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti, sudah semestinya memberikan pembiasaan dini literasi berbasis kegamaan kepada peserta didik dengan tujuan sebagai bekal untuk membentuk karakter peserta didik. Dalam artikel singkat ini, studi kasus saya ambil dari tempat saya mengajar yakni di SDN Wonokoyo 2 Kota Malang)
Secara sederhana literasi merupakan kemampuan siswa membaca dan menulis, dalam cakupan yang lebih dalam literasi merupakan kemampuan siswa dalam menggunakan potensi dan keterampilan dalam mengolah dan memahami informasi saat melakukan aktivitas membaca dan menulis.
Melalui kemampuan literasi, seseorang tidak saja memperoleh ilmu pengetahuan tetapi juga bisa menggunakan ilmu pengetahuaan dan pengalamannya sebagai nalar untuk berpikir kritis dan mengolah pengetahuan yang dimiliki sebagai bekal untuk menyikapi suatu problematika.
Maka melalui pembiasaan literasi inilah menjadi salah satu bekal untuk mencapai tujuan salah satu soft skill yang harus dimiliki siswa pada kurikulum merdeka, yakni pembiasaan karakter baik serta problem solving ketrampilan untuk memecahkan masalah.
Salah satu bentuk penanaman literasi pada bidang keagamaan di SDN Wonokoyo 2 adalah melalui program tahfidz Al Qur'an juz 30. Program tahfidz Al Quran juz 30 ini merupakan program kelas minat yang di ikuti oleh beberapa siswa saja, dilaksanakan setelah sholat dhuhur berjamaah, dengan metode salaf yang diajarkan sebagaimana di pondok pesantren, yakni siswa/i membaca terlebih dahulu surat yang akan dihafalkan sebanyak 10 kali bisa dipersiapkan ketika di rumah, kemudian menghafal ayat per-ayat hingga dirasa lancar, kemudian disetorkan kepada guru tahfidz.
Program tahfidz Al Quran juz 30 sebagai bentuk program keagamaan menanamkan nilai-nilai pendidikan karakter serta meningkatkan kemampuan literasi pada siswa. Al Qur'an adalah kalamullah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, dan digunakan sebagai pedoman dan rujukan bagi umat islam.
Al Quran sebagai pedoman hidup bagi manusia, maka penguasaan membaca dan memahami Al Quran merupakan kewajiban terutama bagi umat Islam. Wahyu pertama yang diturunkan oleh Allah kepada Nabi Muhammad berbunyi, "Iqra'" yang memiliki arti "bacalah", maka dengan membaca dan diikuti dengan memahami nilai-nilai Islam di dalamnya dapat memberikan petunjuk bagi manusia memberikan pelajaran amal dan akhlak serta lebih meyakini akan kebenaran Al Quran.
Dalam Al Quran terdapat banyak ayat yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan bahkan dari kitab suci inilah yang menjadi dasar dari berbagai ilmu pengetahuan yang berdasarkan literasi dimana hal ini penting untuk dikaji.
Program tahfidz Al Quran sebagai bentuk literasi keagamaan tidak sekedar bertujuan untuk menyelesaikan hafalan surat-surat pendek saja, melainkan penanaman karakter religius pada siswa sejak dini, bentuk nilai spiritualitas itu seperti ketaqwaan, kedisiplinan, kejujuran, kebersihan, sopan santun, sikap toleransi. Melalui literasi Al Quran diharapkan dapat menumbuhkan karakter religius tersebut sehingga dalam jangka panjang diharapkan nilai-nilai spiritualitas tersebut dapat menjadi bekal dalam mengolah problematika yang dihadapinya.
Untuk mewujudkan nilai-nilai pendidikan karakter serta kemampuan literasi tersebut tentu memerlukan beberapa faktor pendukung seperti faktor internal dan eksternal. Faktor internal seperti minat belajar personal dari masing-masing siswa, serta fasilitas pendukung yang diberikan oleh dari sekolah, kemudian faktor eksternal yakni support dari kedua orang tua, serta lingkungan tinggal yang mempengaruhi kebiasaan perilaku siswa.
Sejauh ini, dalam pelaksanaan literasi Al Quran ada beberapa faktor penghambat seperti kurangnya minat siswa/i dalam mengikuti program tahfidz hal itu terlihat ketika ada beberapa yang mengundurkan diri, kurangnya support atau kesadaran orang tua dalam mendukung siswa/i dalam menghafal Al Quran yang mana selama prosesnya memerlukan ketelatenan lebih dan kedisiplinan ketika sudah di rumah dan lingkungan tempat tinggal yang mayoritas mengurangi pembiasaan-pembiasaan baik yang telah diajarkan di sekolah seperti, kebiasaan bermain hingga lupa waktu, serta pemberian gadget yang tanpa diberikan batasan/aturan.