Narasi tentang bagaimana tempat kita tumbuh seolah mendikte di mana usia menjadi tolak ukur yang mutlak untuk mendefinisikan pencapaian seseorang.
Ada batas yang samar-samar untuk menilai kehidupan seseorang hanya dengan angka dan dengan ujaran 'seharusnya begini bukan begitu'.
Adakalanya, kita merasa sangat percaya diri terhadap sesuatu, lalu akan ada saat di mana kita mempertanyakan kembali, "apakah sebenarnya apa yang kita lakukan sudah cukup atau hanya membuang waktu percuma."
Film Tick, Tick... Boom! adalah serangkaian kisah yang demikian terasa dekat dengan semua orang dengan balutan drama musikal oleh lagu-lagu nostalgia Jonathan Larson.
Jonathan Larson yang diperankan Andrew Garfield bukan seorang komposer yang sedang naik daun melainkan seorang putus asa yang sedang dalam perjalanan menuju pelupaan.
Larson sedang diliputi ketakutan akan usianya yang sebentar lagi menginjak tiga puluh tahun.
Baginya angka itu serupa sebuah tekanan yang berarti ia akan kehilangan masa mudanya dan janji kepada dirinya sendiri karena telah kehabisan waktu.
Membuat karya seni baginya adalah salah satu pekerjaan yang akan ia lakukan sepanjang hidupnya.
Lagu-lagu itu, ia tulis di bawah kamar di suatu apartemen di suatu tempat di tepi Soho yang hampir roboh dan listrik yang hampir mati karena ia tidak mampu membayar tagihan.
Untuk membuatnya tetap menghasilkan uang, ia bekerja sebagai pelayan di Moondance Diner meskipun dia hampir bangkrut dan uang yang ia hasilkan tidak pernah cukup untuk membuat pertunjukanya sendiri.