- [caption caption="Be brave write: Sumber Akun Twitter @SheQuates"][/caption]
Menulis adalah salah satu kegiatan yang memiliki nilai luar biasa dalam kehidupan manusia kerena tulisan mampu mendokumentasikan dan menyebarkan ide, gagasan, pemikiran, serta menjembatani sebuah komunikasi untuk terjadinya kesepahaman dari dua arah.
Lini Kehumasan dan masyarakat luas merupakan hal yang tidak bisa dipisahkan satu dan yang lain. Pegawai humas berkewajiban menjalin komunikasi seefektif mungkin dengan masyarakat agar pesan, himbauan dan ajakan dapat tersampaikan dengan tepat sasaran. Seperti namanya, lini humas diharapkan mampu 'menghubungkan' antara perusahaan dan masyarakat luas lewat beragam cara demi terjadinya kesepahaman dan berujung pada lancarnya tujuan dan baiknya citra sebuah perusahaan di masyarakat.
Di era digital dan sosial media, kemampuan menulis menjadi salah satu keterampilan yang harus dimiliki pegawai humas untuk memprasuasi pelanggan, menyadari pentingnya kemampuan menulis tersebut, PT PLN (Persero) bekerjasama dengan Kompasiana mengadakan pelatihan menulis bagi 20 Pegawai humas PLN dalam sebuah program bertajuk "Akademi Menulis Kompasiana".
Program berkonsep magang ini melibatkan 20 Pemagang, mereka datang dari sejumlah wilayah di Indonesia dengan latar belakang bagian tugas berbeda-beda Tapi memiliki 2 kesamaan: mereka adalah duta PLN dan abdi masyarakat.
Praktik Akademi Menulis Kompasiana dilangsungkan selama tiga hari tanggal 20-23 April 2016. Melibatkan pemateri dari tim Kompasiana Pepih Nugraha, Iskandar Zulkarnaen, Nurulloh dan salah satu Kompasianer yang berpengalaman dalam menulis isu New Media, Hilman Fajrian. Kemudian dari 20 peserta magang, terpilih 14 peserta magang efektif untuk mengikuti Chek poin pada 25 April 2016.
--
Matahari pagi masih sejuk ketika senin itu 25 April 2016 30 Kompasianer menyambangi kantor PLN, di Unit Pendidikan dan Pelatihan (Udiklat) Jakarta, Jln. Letjend S. Parman, No. 27, Slipi, Jakarta Barat untuk menghadiri sebuah acara yang menjadi ajang Chek point bagi 14 peserta magang dari PLN. Chek poin ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana peserta bisa menyerap materi yang diberikan selama pelatihan yang telah mereka jalani. Kegiatan Chek Point ini memiliki mekanismenya tersendiri.
Pertama: peserta magang dibagi menjadi tiga kelompok dengan tiga juri dan beberapa kompasianer sebagai komentator sekaligus penanya. Tiga kelompok tersebut di tempatkan di tiga ruangan berbeda: ruang Imam Bonjol, ruang Diponegoro dan ruang Tengku Umar.
Selanjutnya, setiap peserta diberi waktu masing-masing 10 menit untuk mempresentasikan karya mereka. Lalu, Para juri dan kompasianer diberi kesempatan menanggapi, mengomentari dan bertanya seputar hasil karya peserta magang selama 40 menit. Di sesi ini banyak keseruan dan umpan balik yang terjadi. Sesi diskusi berjalan hidup.
Para Penggawa Magang Ruang Imam Bonjol
Saya dan beberapa Kompasianer lain yang ditempatkan di ruang Imam Bonjol bertemu dan menyimak presentasi dari 4 peserta magang PLN yang berasal dari divisi tugas yang berbeda-beda tetapi semuanya memiliki semangat belajar yang sama kuatnya mereka adalah. Mohamad R. Qohar, Sumber A. Utami, Agus Yuswanta, dan Moh Arief Fatchiudin. Sementara bertindak sebagai juri di ruang tersebut adalah: Content and Comunity Editor Kompasiana, Nurulloh, Fofografer Kompas.com, Roderick Adrian Mozes dan Manager Udiklat Palembang, Ridho Hutomo. Ridho menggantikan posisi juri dari Kepala Divisi Talenta PT. PLN, Okto Rinaldi.
Presentasi setiap peserta berlangsung dinamis dengan pembawaan mereka masing-masing, inilah para duta listrik negara sosok-sosok yang berupaya semakin dekat menjangkau masyarakat melalui kiprah dan tulisannya, inilah mereka: