Di Zaman sekarang ini seiring majunya perkembangan teknologi internet dan komunikasi, warga biasapun bisa memiliki medianya sendiri: media warga. Melalui media warga, orang biasa yang bukan pewarta dapt menumpahkan opininya di beberapa blog sosial yang mengklaim diri sebagai media warga. Tempatnya menulis bagi orang biasa. Media warga tentu menjadi salah satu auternatif yang dapat memudahkan orang-orang biasa menyalurkan opininya terhadap hal-hal yang tidak dapat diakomodir sepenuhnya oleh media massa arus utama. Penyampaian opini warga yang umumnya paling banyak dilakukan melalui tulisan seiring makin pupulernya istilah media warga diranah digital telah mendorong banyak pihak berlomba-lomba untuk menyediakan tempat bagi orang biasa untuk menulis. Sekarang ini banyak pihak yang mencoba merakit sebuah media warga meskipun dibanyak tempat, istilah media warga belum dimaknai secara seutuhnya: sebagai media yang membangun kreativitas dan integritas warga biasa melalui opini, karya dan tulisannya.
Adalah Infonetizen yang beralamat di www.infonetizen.com sebuah situs yang mengklaim diri sebagai media warga namun nampaknya belum mampu memaknai istilah media warga itu secara seutuhnya: dengan membangun kreativitas dan integritas anggotanya melalui kata dan karya.
Kali ini situs tersebut bikin ulah lagi, setelah sebelumnya kedapatan menternak banyak tulisan dari Kompasiana baik dengan atau tanpa sumber, kali ini situs tersebut semakin menunjukan matinya kreativitas mereka dengan mengkloning sebuah akun milik blogger sekaligus kurator Kompasiana Harry Ramdhani.
Capture diatas adalah gambar akun milik Harry Ramdhani beserta tulisannya berjudul Catatan Rindu yang di kloning mentah-mentah oleh seorang blogger di situs Infonetizen. Sementara Harry mengaku tidak pernah menulis apapun sama sekali di website bernama infonetizen tersebut.
Sedikit catatan sebelumnya; saya yang kesal dengan ulah media warga abal-abal bernama infonetizen yang terus menerus menternak tulisan dari Kompasiana memang sudah 3 hari terakhir ini rutin memantau website tersebut, dan kemarin sore saya menemukan sebuah akun bernama Harry Ramdhani di Infonetizen dengan sebuah postingan berjudul Catatan Rindu pada kanal fiksi web tersebut. Merasa familiar membaca judul tersebut, saya coba klik dan lihat, ternyata itu adalah tulisan Kompasianer Harry Ramdhani yang di posting pada web tersebut oleh sebuah akun yang juga bernama Harry Ramdhani.
Tadinya saya berpikir kalau yang posting tulisan itu adalah Harry Ramdhani asli, seperti yang kita kenal tulisannya di Kompasiana, tapi ini saya perhatikan kok postingannya gak rapih ya? Sepasi barisnya dibikin satu paragrap mentok.
Sehingga tulisannya berantakan, kurang jelas dan kurang enak dibaca meski apa yang ditulis adalah sama. Ini berbeda dengan gaya menulis Harry yang (setidaknya) saya kenal di Kompasiana gaya bertuturnya rapi, posting baris dan paragrapnya juga rapi. Disitu saya mulai curiga akun Harry di kloning seseorang. Kecurigaan saya terbukti benar ketika saya tanyakan hal itu kepada Harry di Grup WA,
"Mas Harry bikin akun di Infonetizen?"
Dan saya mendapati jawaban seperti ini:
"Saya gak tahu apa-apa."
"Benar?" Saya pastikan lagi.
Kemudian saya mendapati penegasan konfirmasi dengan emotikon sedih.
"Gak Pernah." Tandas Harry.
Wah Gila!
Sebegitu matinya-kah kreativitas web tersebut sehingga mengkloning akun orang lain, mencuri dan menternak tulisan dijadikan jalan pintas demi sebuah kepopuleran?
Sungguh sebuah potret usaha eksistensi yang memalukan ketika sebuah situs yang mengklaim diri sebagai media warga bertahan hidup dengan mencuri tulisan karena tak punya daya mengelola sendiri kontennya.
Semua capture Dok Pri- Syifa