Lihat ke Halaman Asli

Syifa Aulia

Mahasiswa

Egalitarianisme ABK dalam Pendidikan

Diperbarui: 24 Mei 2023   20:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pendidikan merupakan salah satu hak asasi seluruh manusia tanpa terkecuali. Hal ini juga sudah tertuang dalam dasar negara Indonesia yaitu Undang-Undang Dasar Negara Tahun 1945. 

Dalam pasal 31 ayat 1 UUD 1945 telah menyebutkan bahwa : "Setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan". Sudah tergambar jelas bahwa pendidikan sangat penting bagi semua orang. Karena sejatinya setiap manusia terlahir fitrah dan telah membawa keistimewaan berupa hak asasi dari Allah SWT.

Egalitarianisme atau kesetaraan sesama manusia telah dijelaskan juga dalam Islam. Allah SWT. telah menerangkan bahwa semua umat manusia memiliki hak dan kesetaraan yang sama, baik yang kaya atau pun miskin, perempuan ataupun laki-laki, bahkan antara anak yang normal maupun yang memiliki keistimewaan, semuanya adalah sama. Allah SWT berfirman dalam surah Al-isra' ayat 70 sebagai berikut :

Artinya : "Dan sungguh, Kami telah memuliakan anak cucu Adam, dan Kami angkut mereka di darat dan di laut, dan Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka di atas banyak makhluk yang Kami ciptakan dengan kelebihan yang sempurna.".

Ayat tersebut menerangkan bahwasanya Allah SWT. telah menciptakan manusia dengan sebaik-baiknya bentuk serta dianugerahi kelebihan yang sempurna pada tiap-tiap individu. Hal itulah yang menjadikan motivasi bahwasanya manusia tidak boleh ,merasa rendah diri dengan manusia lain, karena sebenarnya dibalik kekurangan yang dimiliki terdapat pula kelebihan yang tidak dapat orang lain miliki.

Anak berkebutuhan khusus atau yang biasa dikenal dengan istilah abk adalah anak-anak yang terpilih untuk menjadi istimewa. Istimewa secara fisik, intelektual, psikis, dan juga emosi. Anak-anak seperti inilah biasanya terlahir dari orang tua yang hebat, yang senantiasa sabar menjaga, mendidik, dan mengasuhnya. Namun tidak sedikit dari orang tua anak abk yang merasa bahwa dirinya tidak seberuntung orang tua lain bahkan ada yang menganggap mereka sebagai aib keluarga, padahal disinilah letak keistimewaannya. Allah SWT. menitipkan seorang anak yang begitu spesial hanya kepada orangtua-orangtua pilihan, yang tentunya Allah sudah mempercayai amanah yang diembankan kepada mereka.

Anak yang berkebutuhan khusus dapat dikategorikan menjadi beberapa macam berdasarkan keistimewaan masing-masing, seperti tunanetra (gangguan indra penglihatan), tunarungu (gangguan indra pendengaran), tunawicara (kesulitan dalam berbicara), tunagrahita (down syndrom), autis, dan lain-lain. Sebenarnya ada beberapa faktor yang diduga menjadi penyebabnya, misalnya karna faktor genetik atau keturunan, infeksi pada saat dalam kandungan, janin yang kekurangan gizi maupun nutrisi, serta kelahiran premature.

Dengan keterbatasan yang demikian, hendaknya para orang tua berusaha memenuhi hak-hak mereka, termasuk pendidikan. Karena pendidikan dapat menjadi bekal mereka dalam mengembangkan, mengasah, maupun mengaplikasikan kemampuan-kemapuan mereka yang sebelumnya belum terlihat. Sekarang sudah banyak sekolah khusus untuk anak abk atau yang lebih dikenal dengan sekolah luar biasa.

Dikutip dari website kemendikbud, Indonesia sendiri memiliki 2.250 sekolah dengan berbagai jenjang dari sekolah dasar sampai sekolah menengah baik negeri mapun swasta. Untuk memaksimalkan pembelajaran bagi ABK pemerintah juga membuka program sekolah inklusif, yaitu sekolah non-SLB. Dimana di sekolah ini, para anak berkebutuhan khusus belajar bersama anak-anak regular lain namun tetap dengan pendampingan guru khusus selama kegiatan belajar mengajar berlangsung. Terhitung ada 32 ribu sekolah inklusif di Indonesia yang tersebar diberbagai daerah.

Berikut beberapa hal yang perlu dikembangkan dalam proses pembelajaran baik di SLB maupun sekolah inklusif, diantaranya :

  • Menanamkan pemahaman pendidikan agama. ABK ternyata juga perlu bahkan harus diajarkan perihal agama. Agama adalah pondasi dalam segala kehidupan manusia dan inilah bekal bagi pertumbuhan mereka dimasa depan. Mengajarkan pendidikan agama pada ABK memang tidak semudah mengajarkan kepada anak pada umumnya karena dibutuhkan kesabaran dan ketelatenan dari para pengajar maupun orang tua.
  • Memberikan pujian atau apresiasi. Memberikan pujian dapat bertujuan memotivasi anak agar selalu dapat berbuat yang lebih baik lagi. Selain itu juga dapat memberikan hadiah semacam jajan untuk membangkitkan gairah anak-anak berkebutuhan khusus tersebut untuk terus semangat dalam menimba ilmu.
  • Sabar dan ikhlas. Modal utama dalam mendidik anak-anak istimewa tersebut yaitu kesabaran dan keikhlasan. Baik orang tua maupun guru berperan penting dalam pertumbuhan dan perkembangan pada anak-anak tersebut.

Telah terlihat jelas bahwa memang egalitarianisme perlu direalisasikan terutama bagi anak-anak yang memiliki kebutuhan khusus. Mereka berhak mendapatkan hak yang sama seperti anak-anak pada umumnya. Oleh karena itu orang tua sebaiknya memberikan fasilitas dan sarana prasana sesuai dengan kebutuhan mereka, seperti menmberikan pendidikan yang layak dan sesuai dengan tingkat keterbatasan yang dimiliki demi menunjang kehidupan mereka dimasa mendatang.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline