Angin sejuk yang menerpa kulit menjelang matahari tenggelam itu semakin membuat betah para pengunjung sebuah kafe di sudut salah satu kota Bogor. Berbincang mengenang memori lama sambil minum kopi bersama sahabat cukup mengasyikkan barangkali. Sebuah rintisan anak muda diawal 20 tahunan asal Cisarua itu terletak tepatnya di Jalan Kartini No.1 Cisarua, Puncak, Bogor.
Muhammad Ramadan Saputra yang kerap dipanggil Rama merintis usaha kafe bernama Mahakan bersama teman-temannya dimulai pada awal tahun 2021.
SYIFA ULYA CHAIRUNNISA, Bogor
Berawal dari keluarga menegah kebawah, ia dan keempat founder lainnya bersikeras untuk merintis bisnis kafe dengan konsep edukasi di tengah pandemi covid-19. Hal ini dimulai dari keresahan mereka selaku penduduk setempat cisarua yang melihat bisnis usaha didominasi oleh orang luar. Lelaki yang berusia 22 tahun itu ingin potensi usaha di Puncak juga dimiliki oleh warga setempat, bukan hanya sebagai karyawan namun pemilik usaha disana.
Pengalaman Rama dan teman-temannya yang ikut partisipasi dalam program usaha di Kabupaten Bogor itu membuahkan hasil dengan mampu membuka kafe sendiri dengan sistem modal patungan. Di mana para founder dan partisipan lain mengumpulkan pundi-pundi rupiah dan hasilnya pun kembali pada mereka. Kegigihan anak muda ini juga terlihat dari proses pembukaan kafe yang dari segi bangunan sampai tahap akhir mereka sendiri yang turun tangan.
Lelaki bertubuh mungil dan berkacamata yang ditemui pada Rabu, (28/07/21) itu menjelaskan bahwa nama Mahakan memiliki makna bahwa segala niat dan usaha mereka harus selalu karena Sang Maha atau Tuhan yang Maha Esa sehingga selalu melibatkanNya dalam tiap langkah mereka.
Berjuang merintis usaha di tengah pandemi memang tidaklah mudah, salah satu upaya yang Rama lakukan untuk dapat tetap membuka kafenya ialah dengan memenuhi protokol kesehatan dengan ketat. Dari kejauhan, ia siap menyambut para pengunjung dengan senyuman kemudian memeriksa suhu tubuh mereka.
Kami duduk berseberangan di balik sebuah pohon rindang dengan sayup-sayup suara burung di hari menuju senja sambil mendengar penjelasan Rama yang memutuskan untuk memberi konsep Mahakan sebagai kafe edukasi. Mereka menyiapkan tempat nyaman bagi para pelajar dengan menyajikan wifi dan tempat baca. Lokasi Mahakan yang agak masuk ke dalam dari jalan raya membuat suasana kafe tidak bising dan cocok bagi konsentrasi para pelajar.
Lelaki yang merupakan mahasiswa Universitas Syarif Hidayatullah Jakarta itu pun memberi pesan kepada anak-anak muda diluar sana "Kalo punya mimpi ya dimulai dulu, ide memang penting tapi jika tidak dibarengi praktiknya maka hanya jadi khayalan belaka. Restu dan doa orangtua juga penting ya temen-temen", tambah Rama.
Disamping tempat duduk kami terlihat kertas-kertas berukuran kurang lebih 5x5 cm terpampang di depan halaman kafe. Kertas-kertas itu merupakan respons para pengunjung Mahakan. Banyaknya respons positif tersebut membuat lelaki berambut ikal ini semakin semangat dalam berbisnis.
Kegigihan dan optimisme Rama patut diteladani anak-anak muda seperti kita, niat karena Allah dan berani mengambil risiko walau berasal dari keluarga sederhana tidak menghalangi mimpi seseorang. (SUC)