Lihat ke Halaman Asli

Syifa Salsabila

UIN Sunan Gunung Djati

Sastra Siber dan Dakwah

Diperbarui: 23 Desember 2022   10:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Sastra dan dakwah memiliki perbedaan yang sangat jauh. Sastra yang merupakan genre dalam seni, dan dakwah adalah aktivitas yang erat kaitannya dengan agama. Berbagai sejarah ditunjukkan ketika dakwah dan sastra dapat saling terhubung satu sama lain. Salah satunya adalah Seni Suluk yang di gunakan oleh Sunan Bonang pada abad ke15 dalam dakwahnya. Seni suluk merupakan salah satu jenis karangan tasawuf atau yg biasa kita kenal di era modern ini dengan karya sastra.

Dalam beberapa kasus sastra dan dakwah ternyata tidak memiliki selalu berjalan mulus ketika beberapa sastrawan kritikus yang tidak setuju akan hal tersebut. Kemudian, eksistensi sastra dakwah sedikit demi sedikit berkurang karena banyaknya jenis kesusastraan baru yang muncul yang dipengaruhi oleh perkembangan zaman dan pemikiran-pemikiran baru.

Tetapi walaupun begitu sastra dan dakwah dapat beriringan dengan menggunakan berbagai media pendukung yang dapat menyampaikan maksud para sastrawan maupun pendakwah dalam menyebarkan agama di nusantara.

Salah satu ciri karya sastra yang sangat diperhatikan yaitu fungsi komunikasi. Dimana sastra yang merupakan hasil imajinasi dab kreativitas sebagai karya secara individual , tetapi karya sastra juga dimanfaatkan sebagai media untuk menyampaikan pesan kepada para penikmatnya. Secara garis besar, komunikasi dilakukan melalui interkasi sosial, aktivitas bahasa (lisan maupun tulisan) dan mekanisme teknologi (Ratna, 2007: 297-298).

Konsep dakwah menurut Islam yaitu menyeru kepada kebaikan dan melarang kepada kemungkaran, proses atau aktivitas yang menggunakan konsep amar ma'ruf nahi munkar disebut sebagai dakwah dan dakwah tersebut menjadi tanggungjawab setiap orang yang beragama Islam.

Diterangkan pula dalam al-qur'an surat Ali Imran ayat 110

Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.

Dari ayat diatas, maka dakwah mencoba berbagai cara agar setiap manusia dapat berperan untuk memberitahu dan menasehati saudara muslimnya. Namun, di zaman serba canggih ini, sastra siber menjadi hal baru yang bisa gunakan dalam dunia dakwah. Selain menggunakan berbagai wadah berupa aplikasi dan situs, penyebarannya pun lebih mudah dan cepat. Terlebih,sastra siber menjadi sangat populer di Indonesia saat ini.

Sastra Siber merupakan segala aktivitas yang memanfaatkan komputer dan internet (Ensrawsra, 2006:162). Sastra siber diperkirakan hadir pada tahun 2001 sejalan dengan perkembangan internet di Indonesia. Sejak saat itulah bermunculan komunitas sastra siber yang menggunakan teknologi situs, blog, mailing list, dan lain-lain. Selain itu, kemunculannya menjadi fenomena besar yang dapat menerobos dinding-dinding sastra yang selama ini cenderung lebih terbatas bagi para pemula yang akan memulai karirnya dalam dunia sastra.

Dengan kehadiran sastra siber ini, penulis pemula dapat dengan bebas memposting karya-karyanya dengan mudah tanpa terikat oleh percetakan dan aturan yang menyulitkan mereka. Karya-karya nereka juga akan dengan mudah dikenal di seluruh dunia karena jangkauan internet yang meluas. Di era ini juga, menjadi pertanda akan berakhirnya  'sastra cetak' yang sudah melahirkan banyak sekali sastrawan ternama.

Sastra siber dengan dakwah menjadi hal yang sangat baik untuk diaplikasikan. Tidak hanya para ulama, pendakwah atau tokoh agama saja yang dapat menggunakannya tetapi setiap orang dapat melakukan dakwah dengan cara yang sederhana. Contohnya saja, ketika kita memposting sebuah video berisi ceramah seorang ustadz di aplikasi tiktok, maka hal tersebut juga sudah menjadi dakwah bagi dirinya dan orang lain. Maka dari itu, dalam hal ini siapa saja dapat berperan sehingga dakwah tidak terhenti pada kita yang sudah menerimanya tetapi juga sampai kepada mereka yang belum menerimanya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline