Cerita dosen saya bapak Miftahur Rahman Hakim, penggemar berat Liverpool

Hari ini adalah hari pertama kuliah Pengantar Ekonomi Mikro di kelas saya. Saya sedikit gugup karena ini adalah mata kuliah baru, tapi juga bersemangat untuk belajar. Tak lama kemudian, seorang dosen muda yang berwajah ramah memasuki ruangan. Dialah Miftahur Rahman Hakim, S.E.I., M.E., dosen pengampu mata kuliah ini.

dosen Miftah, panggilan akrabnya, memulai kuliah dengan energik. Ia menyapa kami satu per satu, mencoba mengingat nama setiap mahasiswa. Hal ini membuat suasana kelas menjadi lebih hangat dan akrab.

Bapk Dosen lagi sthich  Liverpool vs setan papan bawah 

Saat menjelaskan materi, dosen Miftah sering menyisipkan lelucon yang membuat kami tertawa. Ternyata ia adalah penggemar berat Liverpool, salah satu klub sepak bola papan atas di Inggris. Beberapa kali ia menyinggung klub favoritnya saat memberikan contoh-contoh dalam kuliah.

Di tengah penjelasan, tiba-tiba dosen Miftah meminta kami untuk menggambar sesuatu yang berkaitan dengan konsep ekonomi mikro yang sedang dibahas. Awalnya kami terkejut, tapi ternyata aktivitas menggambar ini membantu kami memahami materi dengan lebih baik.

Selain itu, dosen Miftah juga mengajak kami untuk menulis artikel di Kompasiana, salah satu portal berita online terkemuka. Menulis artikel, katanya, dapat melatih kemampuan analisis dan komunikasi kami.

Meskipun kuliah Pengantar Ekonomi Mikro diselenggarakan di sore hari, antusiasme dosen Miftah tidak pernah surut. Ia selalu berenergi dan mampu menciptakan suasana kelas yang menyenangkan. Tidak heran jika Dosen Miftah juga menjabat sebagai Kaprodi MBS di fakultas kami.

Saya merasa beruntung bisa belajar di bawah bimbingan dosen yang kreatif dan inovatif seperti dosen Miftah. Kuliah ekonomi mikro tidak lagi membosankan, melainkan menjadi pengalaman belajar yang menyenangkan dan penuh tantangan. Saya yakin, dengan metode mengajar dosen Miftah, pengetahuan ekonomi mikro yang saya peroleh akan lebih bermakna dan dapat saya terapkan dalam kehidupan sehari-hari.