Pengembangan nilai nilai moral dan agama anak dapat dikembangkan melalui metode sebagai berikut
1. Metode bercerita
Metode Bercerita dapat dijadikan metode untuk menyampaikan nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat. Dalam cerita atau dongeng dapat ditanamkan berbagai macam nilai moral, nilai agama, nilai sosial, nilai budaya, dan sebagainya. Ketika bercerita seorang guru juga dapat menggunakan alat peraga untuk mengatasi keterbatasan anak yang belum mampu berpikir secara abstrak (Zainab, 2012).
2. Metode bernyanyi
Metode Bernyanyi adalah suatu pendekatan pembelajaran secara nyata yang mampu membuat anak senang dan bergembira. Anak diarahkan pada situasi dan kondisi psikis untuk membangun jiwa yang bahagia, senang menikmati keindahan, mengembangkan rasa melalui ungkapan kata dan nada. Pesan-pesan pendidikan berupa nilai dan moral yang dikenal kan kepada anak tentunya tidak mudah untuk diterima dan dipahami secara baik. Anak tidak dapat disamakan dengan orang dewasa (sabiati Amin 2016).
3. Metode bersyair
Pendekatan pembelajaran melalui kegiatan membaca sajak merupakan salah satu kegiatan yang akan menimbulkan rasa senang, gembira, dan bahagia pada diri anak. Secara psikologis anak usia dini sangat haus dengan dorongan rasa ingin tahu, ingin mencoba segala sesuatu, dan ingin melakukan sesuatu yang belum pernah dialami atau dilakukannya. Melalui metode sajak guru bisa menanamkan nilai- nilai moral kepada anak. Sajak merupakan metode yang juga dapat membuat anak merasa senang, gembira dan bahagia (Arief Armai, 2011)
4. Metode karyawisata
Metode ini bertujuan untuk mengembangkan aspek perkembangan anak usia dini yang sesuai dengan kebutuhannya. Tujuan karya wisata ini perlu dihubungkan dengan tema-tema yang sesuai dengan pengembangan aspek perkembangan anak usia dini. Tema yang sesuai seperti: binatang. pekerjaan, kehidupan kota atau desa, pesisir, dan pegunungan (Mahyumi Natina,2012)
5. Metode pembiasaan
Metode Pembiasaan terkait dengan penanaman moral, lebih banyak dilakukan melalui pembiasaan-pembiasaan tingkah laku dalam proses pembelajaran. Ini dapat dilihat misalnya, pada berdoa sebelum dan sesudah belajar, berdoa sebelum makan dan minum, mengucap salam kepada guru dan teman, merapikan mainan setelah belajar, berbaris sebelum masuk kelas dan sebagainya ( Ayi Olim, 2010 )