Pada awal bangsa jepang datang ke indonesia, bangsa Jepang bersikap baik dan ramah kepada rakyat Indonesia. Para pemimpin pergerakan yang di tahan oleh bangsa Belanda di bebaskan seperti Ir. Soekarno, Moh. Hatta, dan Syahrir. Para pejabat Jepang mengatakan bahwa bangsa Indonesia dan Nippon memiliki hak atau kedudukan yang sama. Bangsa Jepang memperbolehkan bangsq Indonesia untuk mengibarkan Bendera Merah Putih berdampingan dengan bendera Hinomaru. Bangsa Jepang juga memperbolehkan rakyat Indonesia untuk menyanyikan lagu Indonesia Raya, akan tetapi rakyat Indonesia harus mendengarkan lagu kebangsaan Jepang kimigayo. Sikap bangsa Jepang yang baik dan ramah hanya sementara saja, namun kenyatannya Jepang mulai semena-mena melakukan tindakan kekerasan kepada rakyat Indonesia dan mereka juga menguras habis sumber daya alam Indonesia. Maka dari itu bangsa Indonesia mengalami penderitaan yang lebih berat dari penjajahan bangsa Belanda. Jepang juga memberikan kebijakan budaya pada bangsa Indonesia di antaranya yaitu
A. Bahasa
Jepang melarang dan menghapus Bahasa Belanda baik dalam pergaulan sehari - hari maupun di tempat umum(termasuk papan nama toko atau lainnya) dan semua itu diganti dengan penggunaan Bahasa Indonesia atau Bahasa Jepang. Hal tersebut dapat dibuktikan bahwa bangsa Jepang datang ke Indonesia untuk melenyapkan penjajahan dari bangsa barat, budaya, dan pengaruh barat di Asia (walaupun dibalik itu semua terdapat maksut terselubung). Dengan itu Bahasa Indonesia berkembang dan menjadikan Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Sehari -hari setelah Bahasa Jepang.
B. Kepercayaan
Jepang menerapkan disiplin yang tinggi mereka sangat menghormati kepada kaisarnya. Oleh sebab itu, Jepang mewajibkan rakyat Indonesia untuk menghormati matahari. Karena matahari dipercaya sebagai keturunan dewa bagi masyarakat jepang, oleh karena itu jepang berusaha untuk menerapkan kebudayaan memberi hormat kearah matahari terbit dengan cara membungkukan punggung sedalam-dalamnya (seikerei) kearah matahari terbit. Tetapi kepercayaan ini ditentang oleh masyarakat Indonesia, terutama para ulama karena bertentangan dengan keyakinan masyarakat Indonesia.
C. Jepang mendirikan Pusat Kebudayaan
Bangsa Jepang mendirikan pusat kebudayaan yang diberi nama Keimin Bunkei Shidoso. Lembaga ini digunakan untuk mengawasi dan mengarahkan para seniman Indonesia agar karya-karyanya tidak menyimpang dan melawan bangsa Jepang. Pusat kebudayaan juga sebagai wadah para seniman Indonesia untuk menunjukan keterampilan dan karya-karya seninya, serta mereka dapat mengasah dan memperluas kemampuannya.
Sumber : Buku modul SMA Negeri 1 Subang