"Belum ada satu bulan, ku yakin masih ada sisa wangiku di bajumu." Pasti kalian tidak asing dengan lirik tersebut dari lagu "Satu Bulan" yang dinyanyikan oleh Bernadya. Bagaimana perasaan kalian ketika mendengar lagu ini? Apakah kalian merasa sedih atau galau?
Lagu-lagu sedih atau galau sering kali sangat menyentuh hati dan enak untuk didengar, terutama jika liriknya sangat relate dengan pengalaman pribadi kita. Namun, tahukah kalian bahwa mendengarkan musik sedih dapat memengaruhi emosi dan kesehatan mental kita?
Penelitian menunjukkan bahwa musik sedih sering kali lebih disukai daripada musik ceria. Hal ini terjadi karena musik sedih memiliki fungsi khusus dalam pengelolaan emosi. Musik sedih dapat membantu memenuhi kebutuhan emosional yang mungkin tidak terpenuhi dengan mendengarkan lagu-lagu ceria.
Ada berbagai alasan mengapa orang memilih untuk mendengarkan musik sedih, seperti untuk memvalidasi perasaan mereka, mencari penghiburan, atau untuk relaksasi dan refleksi.
Fenomena ini dikenal sebagai "Paradox of Pleasurable Sadness" di mana seseorang dapat menikmati emosi negatif, seperti kesedihan, saat mendengarkan musik atau menonton film.
Paradoks ini muncul karena, secara logis, emosi negatif biasanya tidak menyenangkan. Namun, dalam konteks estetis, kesedihan dari musik dapat memberikan rasa lega, nostalgia, dan pemahaman terhadap emosi kita.
Meskipun musik sedih dapat memperburuk perasaan untuk beberapa orang, terutama mereka yang cenderung merenung atau mengalami depresi, musik juga memiliki manfaat lain.
Bagi mereka yang sehat secara psikologis, mendengarkan musik sedih bisa menjadi bentuk penyembuhan. Namun, penting untuk diingat bahwa efek musik terhadap kesehatan mental dapat bervariasi tergantung pada individu dan konteks spesifik.
Secara keseluruhan, musik tidak selalu bersifat adaptif secara universal. Efeknya dapat berbeda-beda tergantung pada kondisi emosional dan psikologis seseorang. Jadi, selamat menikmati musik, dan semoga kalian dapat menemukan manfaat yang positif dari setiap lagu yang kalian dengarkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H