Lihat ke Halaman Asli

Syekh Muchammad Arif

Menawarkan Wacana dan Gagasan Segar sertaUniversal

Penghormatan Habib: Syiar Islami atau Perbudakan Spiritual? Bagian Pertama dari Dua Tulisan

Diperbarui: 25 November 2020   05:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

umma.id

Pendahuluan

Habib, Sayyid, dan Syarif adalah nama dan julukan yang disematkan/dinisbahkan kepada keturuan Nabi saw. Dalam kamus besar bahasa Indonesia, habib dimaknai sebagai

1. seorang yang dicintai; kekasih

2. panggilan kepada orang Arab yang berarti tuan

3. panggilan kepada orang yang bergelar sayid.

Adalah hal yang tak terbantahkan bahwa memang keturunan Rasulullah saw itu ada di pelbagai penjuru dunia, dari kulit hitam sampai kulit putih; dari mata lebar sampai mata sipit; dari hidung mancung sampai pesek.

Tidak ada data resmi (statistik ilmiah yang memastikan jumlah habaib (bentuk jamak/plural dari habib) di dunia) tetapi beberapa analisa dan pengamatan menunjukkan bahwa tidak kurang dari sekitar 70 juta jumlah habaib dan syara'if (wanita keturunan Nabi Muhammad saw) yang ada di dunia. Ketua Umum Rabithah Alawiyah Sayyid Zen Umar bin Smith menyatakan bahwa di seluruh dunia kurang lebih ada sekitar 68 qobilah (marga) dari keturunan Rasulullah, termasuk di Indonesia dan jumlah keturunan Nabi Muhammad yang ada di Indonesia sekitar 1-1,5 juta orang.

Tentu angka ini terus bertambah. Banyaknya populasi habaib di dunia semakin meneguhkan kebenaran mukjizat Al-Qur'an bahwa al-Kautsar yang salah makna tafsirnya adalah keturunan Siti Fatimah az-Zahra memang menyebar dan banyak ditemukan dimana-mana. 

Tidak ada satupun yang mengingkari fenomena dan fakta keberadaan orang-orang yang mengklaim dirinya yang memiliki nasab bersambung kepada Baginda Nabi Muhammad saw dan mereka dikenal menjaga nasabnya serta mempunyai syajarah nasab (pohon nasab) yang di Indonesia bentuknya seperti paspor hijau yang di situ tertulis ayahnya, kakeknya dan sampai bersambung kepada Siti Fatimah al-Bathul dan Rasulullah saw.

Peran dan kontribusi historis habib/habaib di kancah nasional dan internasional pun tak bisa dipandang kecil/enteng, sehingga tidak berlebihan bila dikatakan bahwa mereka adalah pilar peradaban Islam, penyebab persatuan dan amannya umat dari perselisihan, dan terbentuknya identitas masyarakat Islami. Dengan kata lain, habaib adalah kekuatan software dunia Islam yang memiliki pengaruh secara langsung atau tidak pada masyarakat.

Zen mencontohkan, di Jakarta ada Habib Ali bin Abdurrahman Kwitang, Habib Ali bin Husein Alatas di Cikini, Habib Abdullah bin Muchsin Alatas di Bogor dan lain-lain. Menurutnya, beberapa habib itulah sedikit contoh dari yang memang benar-benar habib dalam arti yang sebenarnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline