Lihat ke Halaman Asli

Syehu Maulana

Warga Sipil

Opini: Indonesia yang Sebenarnya adalah Desa

Diperbarui: 7 Mei 2021   19:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sepanjang sejarah Indonesia, cerita mengenai desa selalu tentang ketertinggalan. Masyarakat Desa identik dengan citra orang pinggiran, miskin, bodoh, bahkan dianggap primitif. 

Stigma ini yang kemudian menempatkan Desa, selalu berada dibawah kota dalam strata sosial. Masyarakat desa tidak memiliki kepercayaan diri ketika dihadapkan dalam persaingan. Itu lah sebabnya, selama ini desa hanya di jadikan sebagai objek atas proyek-proyek pembangunan di mana dalam prosesnya di sesuaikan dengan selerea dan standar kehidupan perkotaan. Akibatnya apa ? 

Tidak sedikit dengan dalih pembangunan sumber-sumber kekayaan di desa tereksploitasi kemudian melahirkan kemiskinan baru di pedesaan. Hal ini yang kemudian menurut saya, perlu ada kesadaran kolektif dari masyarakat Desa itu sendiri.

Lahirnya UU No. 6 Tahun 2004 adalah terciptanya otonomi desa. Ini merupakan harapan bagi masyarakat Desa untuk mampu membalik paradigma pembangunan desa dari obyek menjadi subyek. Selain eksploitasi alam, satu hal yang juga menjadi perhatian saya adalah mindset kebudayaan masyarakat Desa. 

Selama ini masyarakat Desa merasa bahwa kebudayaan mereka tertinggal kemudian beranggapan bahwa budaya masyarakat kota itu lebih tinggi. Sehingga terjadilah pembelian kebudayaan mode pakaian, makanan, hiburan termasuk bahasa. 

Sehingga Desa kembali menjadi yang kedua, selain alam nya hilang masyarakat desa juga kehilangan kekayaan budaya nya sendiri. Orang desa menjadi pribadi yang konsumtif. 

Mereka belum merasa percaya diri, ketika belum punya apa yang sedang rame di kota. Pribadi ini yang menyebabkan kepercayaan diri sebagai orang desa semakin luntur bahkan sangat potensi melahirkan kemiskinan.

Bagi saya ini lah degradasi kebudayaan masyarakat desa sekarang. Semakin kesini, budaya pertanian di desa semakin tidak menarik, budaya peternakan semakin menghilang, bahkan mereka rela menjual asset mereka di desa hanya untuk membeli produk yang di pake masyarakat kota. Biasanya mereka ber-urban ke kota, mencari kerja. Yang tidak memiliki kompentensi yang cukup, mereka kalah.  Lambat laun mereka terusir dari kota, dan pulang ke desa mereka ngga punya apa-apa.

Ini masalah sosial yang perlu kita selesaikan sama-sama. Dalam hal ini, negara perlu hadir untuk memupuk kepercayaan diri masyarakat Desa bahwa kebudayaan yang mereka miliki bernilai tinggi. 

Salah satu nya adalah perlu ada kebijakan revitalisasi budaya dengan melibatkan masyarakat dalam setiap proses pengelolaan sumber daya alam yang desa miliki.  

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline