Lihat ke Halaman Asli

Saat Itu Kami Masih Kecil Ayah...

Diperbarui: 26 Juni 2015   14:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Saat itu aku masih kecil Ayah….

Masih segar sekali dalam ingatan ku…..

Bahwa kita pernah tinggal disuatu desa yang agak terpencil, saat itu aku sudah berumur sepuluh tahun abang 14 tahun adik perempuanku 7 tahun dan adik lelaki yang bungsu 4 tahun…..

Saat itu kita masih tinggal dirumah peninggalan nenek yang sebagian dinding dan plafonnya terbuat dari bilik bamboo, kami semua bisa menerimannya ayah karena saat itu ayah belum mampu memberikan kami tempat tinggal yang layak karena ayah masih belum mapan dan masih sering beralih profesiyang cocok buat ayah, mulai dari bertani, beternak sapi, pedagang musiman hingga beternak ikan…..kami sangat bahagia meskipun saat itu dirumah kita hanya ada dua lampu teplok yang menerangi saat malam tiba dan didepan rumah dilewati jalan desa yang selalu dihiasi oleh kunang-kunang dan tak jarang juga dia masuk menemani tidur kami diruang tengah

Kami dengan senang hati belajar mengaji setiap habis Maqrib meskipun seringkali lubang hidung kami hitam kena arang lampu karena lupa membersihkan.

Setiap hari kami selalu bersekolah meskipun tak jarang kami memakai baju yang masih agak basah setelah sore hari dicuci lantaran tak ada penggantinya, begitu juga dengan sepatu kami…namun kami tetap bersemangat untuk manggapai cita-cita kami, kami semua selalu mendapat ranking di kelas kecuali si bungsu karena saat itu dia belum masuk sekolah…..

Dirumah kami selalu mambantu ayah, selain adik yang bungsu setiap kami diberi tanggung jawab. Aku dan abang masing masing mengembalakan satu ekar kerbau dan adik perempuan mengembalakan sapi dan ibu selalu membantunya lantaran dia masih sangat kecil untuk melakukan pekerjaan itu…

Desa yang sangat damai dan memiliki nilai budaya yang tinggi dan bahasa-bahasa halus dan sangat sopan begitu juga dengan adab-adab jamuan makan atau perhelatan yang sangat tinggi , dan kami sangat bangga menjadi bagian dari semua itu.

Penduduk yang penuh dengan keramahtamahan dan sopan santun. Para wanitanya selalu menutupi auratnya dan lelakinya tekun bekerja dan taat beribadah, anak-anaknya gemar belajar dan membantu orangtuanya.Hari-hari berlalu bak aliran sungai yang membelah desa kami

Dua puluh tujuh tahun sudah semuanya telah berlalu, ayah pun sudah meninggalkan kami untuk selama-lamnya.Semua sudah berubah ayah, ternak-ternak tidak lagi banyak seperti waktu itu, teman teman kecilku tidak lagi mau belajar mengaji ayah, tapi dia lebih suka main game dan menonton TV, kakak-kakak perempuanku tidak lagi menutupi auratnya, bapak-bapak yang sebaya ayah dulu tidak lagi tekun bekerja dan beribadah, aku sangat sedih…ayah. Mau kah kau ayah menemani kami lagi seperti dulu saat kita tinggal disana. Kita akan berbagi cerita pada mereka tetang kisah kita waktu itu, betapa kita dan semua orang didesa kita sangat bahagia.Apalagi sebentar lagi mau bulan puasa.Waktu itu kita sangat bahagia menyambutnya kan ayah? Ayah telah mepersiapkan segalanya buat kita dibulan puasa agar kita semua hanya memikirkan ibadah saja. Tahu kah ayah sekarang mereka tidak lagi bahagia seperti kita dulu, ayah aku sangat sedih ayah…..karena sekarang ibu masih tinggal disana sendirian maafkan kami ayah kami sudah berusaha membawa ibu ketempat kami tinggal sekarang, tapi ibu tak mau tinggal lama bersama kami begitu juga dengan adik setiap minggu ibu kesana tapi ibu hanya tinggal 2 sampai 3 hari saja setelah itu ibu pulang lagi. Kenapa ayah, apa yang disembunyikan ibu dari kami sehingga ibu tak mau tinggal bersama kami? Bersambung

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline