Lihat ke Halaman Asli

SYAVIRA AZZAHRA

Mahasiswa Universitas Muyammadiyah Sukabumi

Sosialisasi Pentingnya Diversifikasi Pangan Lokal di Desa Caringin Nunggal oleh Kelompok 17 Mahasiswa KKN-T UMMI

Diperbarui: 15 September 2024   18:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lokakarya KKN Desa Caringin Nunggal

Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKN-T) kelompok 17 UMMI yang diketuai oleh Bintang Bima Taruna dan Dosen Pembimbing Dine Meigawati S.Sos., M.Si. melaksanakan kegiatan KKN selama 40 hari di Desa Caringin Nunggal yang dipimpin oleh Kepala Desa H. Neji Jaenudin. Tema KKN-T yang disusung yaitu mengenai “Inovasi dan Edukasi Pengembangan Hanjeli dan Potensi Pangan Lokal di Kecamatan Waluran”. Dalam kegiatan KKN-T kelompok 17 telah mempersiapkan program-program kerja yang akan dilakukan selama kegiatan baik primer dan sekunder yang mana program-program kerja kelompok yang berkaitan dengan pengenalan hanjeli dan diversifikasi pangan lokal sebagai salah satu upaya pencegahan Stunting di desa Caringin Nunggal.

Selanjutnya sebagai langkah awal kegiatan KKN-T kelompok 17 mengadakan kegiatan Sosialisasi dan Lokakarya Awal pada tanggal 20 Agustus 2024 yang bertempat di Aula Kantor Desa Caringin Nunggal yang bertujuan untuk mengedukasi masyarakat tentang pentingnya diversifikasi pangan lokal sebagai langkah pencegahan Stunting. Fokus utama sosialisasi ini adalah memperkenalkan beberapa jenis pangan lokal unggulan, seperti singkong, hanjeli, ubi jalar, dan jagung, yang memiliki potensi besar dalam memenuhi kebutuhan gizi masyarakat setempat. Sosialisasi ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pangan lokal dalam mengatasi masalah kekurangan gizi kronis.

Kegiatan sosialisasi yang dipandu oleh M. Syamsul  Romli menjelaskan megenai potensi Desa Caringin Nunggal merupakan salah satu desa yang termasuk kedalam kawasan Geopark Ciletuh Pelabuhan Ratu. Selain itu, Desa Caringin Nunggal juga memiliki potensi pangan lokal berupa Singkong. Singkong, yang menjadi pangan lokal unggulan Desa Caringin Nunggal, dikenal kaya akan karbohidrat dan sangat berpotensi diolah menjadi berbagai produk bernutrisi. Selain singkong, hanjeli juga diperkenalkan sebagai alternatif sumber pangan lokal yang memiliki kandungan serat dan protein tinggi. Tanaman ini dikenal sebagai sumber pangan kuno yang mulai dilirik kembali karena nutrisinya yang lengkap.

Selain memperkenalkan mengenai pangan lokal juga dijelaskan mengenai pencegahan Stunting di desa Caringin Nunggal. Karena setidakya 3 dari 10 anak mengalami Stunting di Desa Caringin Nunggal. Dalam konteks pencegahan Stunting, pangan-pangan lokal seperti hanjeli, singkong, ubi jalar, dan jagung berperan penting karena kandungan nutrisi yang dapat mendukung pertumbuhan anak-anak. Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting, pemerintah menekankan pentingnya penyediaan akses pangan bergizi dan bervariasi bagi masyarakat. Dengan memanfaatkan potensi pangan lokal yang ada, diharapkan dapat memperbaiki kualitas gizi keluarga dan membantu mencegah stunting yang sering disebabkan oleh kekurangan gizi kronis.

Diversifikasi pangan lokal juga menjadi solusi efektif dalam menghadapi perubahan pola konsumsi masyarakat yang sering bergantung pada beras. Dengan memanfaatkan hanjeli dan singkong sebagai alternatif sumber karbohidrat, masyarakat dapat mengurangi ketergantungan pada beras dan meningkatkan asupan gizi dari sumber yang lebih beragam.

Kegiatan ini juga sejalan dengan kebijakan pemerintah yang mendorong peningkatan konsumsi pangan lokal sebagai bagian dari strategi nasional penurunan Stunting. Pemerintah daerah, melalui berbagai programnya, terus mendorong kolaborasi antar sektor untuk meningkatkan produksi dan konsumsi pangan lokal. Dukungan dari sektor pertanian, kesehatan, dan pendidikan diharapkan dapat mempercepat penyebaran informasi tentang pentingnya diversifikasi pangan lokal dalam mencegah Stunting.

Dalam melakukan sosialisasi Kelompok 17 KKN-T UMMI juga berkegiatan di Sekolah sekitar desa yaitu SDN Mareleng dan Paud Nurul Falah. Dalam kegiatan ini para siswa diperkenalkan mengenai pangan lokal serta diajak untuk membuat olahan dari pangan lokal serta tak lupa diajak untuk membuat Mading Museum Pangan Lokal yang mana melalui sosialisasi ini diharapkan para generasi penerus dapat terus melestarikan pangan lokal dan ikut berkontribusi dalam penurunan angka Stunting di Desa Caringin Nunggal.

Sosialisasi ini mendapat sambutan positif dari masyarakat Desa Caringin Nunggal, yang antusias belajar tentang cara-cara baru mengolah pangan lokal yang bernutrisi. Diharapkan dengan semakin luasnya pemanfaatan hanjeli, singkong, ubi jalar, dan jagung, angka Stunting di desa ini dapat berkurang, mendukung agenda besar pemerintah untuk mempercepat penurunan Stunting secara nasional. Kolaborasi antara mahasiswa KKN-T UMMI, pemerintah desa, dan masyarakat Desa Caringin Nunggal ini menunjukkan bagaimana diversifikasi pangan lokal dapat berperan penting dalam meningkatkan kualitas gizi dan kesehatan masyarakat secara keseluruhan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline