Lihat ke Halaman Asli

Dampak Persaingan Harga dan Branding Pelaku Usaha Food & Baverage terhadap Daya Beli Konsumen

Diperbarui: 5 Desember 2022   21:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Perkembangan bisnis makanan dan minuman di Indonesia saat ini sudah berkembang sangat pesat, di mana persaingan bisnis makanan dan minuman semakin meningkat. Nah, sebelum kita bahas lebih lanjut, apa saja sih metode -- metode pemasaran yang bisa kita gunakan dalam berbisnis makanan atau minuman . Adapun beberapa macam metode pemasaran untuk memulai bisnis diantaranya direct selling (penjualan secara langsung), point of purchase (poin dari pembelian), dan internet marketing (pemasaran internet).

Salah satu yang sering digunakan oleh pembisnis yaitu menggunakan metode Internet marketing atau pemasaran, hal itu merupakan salah satu kegiatan pemasaran dengan menggunakan strategi promosi. Dengan media sosial yang dapat memperluas skala penjualan, dan juga lebih mudah menemukan informasi terkait produk -- produk yang dijual.

Disini ada salah satu contoh perbandingan branding antara bisnis makanan " Bakso " . Wowww  bakso.... Di zaman ini siapa  sih yang gak tau makanan bakso ? Pasti kalian sudah gak asing lagi kan sama bisnis makanan tersebut . Hampir sebagian besar orang  di Indonesia menyukai makanan tersebut. Sebagai salah satu bentuk usaha ,  harus memiliki keunggulan bersaing agar tetap bertahan atau bahkan memenangkan Persaingan dalam bisnis. Nah, salah satu cara untuk menciptakan Keunggulan bersaing didunia bisnis makanan ini yaitu dengan cara menerapkan strategi Diferensiasi, citra merek , kualitas produk dan harga yang tepat sehingga dapat mempengaruhi keputusan pembelian pelanggan. 

Salah satu contohnya disini ada pelaku usaha " Bakso Rusuk Joss " yang mana citra mereknya sebagian besar orang sudah tau karena mereka terkenal dengan bakso - bakso yang unik, seperti bakso lava, bakso rusuk, bakso buaya dan bakso unik lainnya. Selain itu mereka juga menggunakan daging sapi berkualitas yang menjaga cita rasa bakso tersebut agar tetap enak, dan harga jual permangkuk " Bakso Rusuk Joss "  mulai dari 50 ribu sampai 100 ribu ke atas, serta mereka juga memakai metode pemasaran internet marketing ( pemasaran internet ) dan direct selling ( penjualan secara langsung ) . 

Selain mereka memakai metode tersebut, mereka juga banyak  melakukan endorsement ke berbagai youtuber dan acara Tv kuliner . Walaupun  dengan harga relatif mahal dan  endorsment tersebut, mereka mampu menghasilkan omzet minimal  20 jutaan rupiah setiap harinya. Dari faktor - faktor tersebut membuat konsumen tertarik untuk membelinya. 

Sementara perbandingan dengan " Bakso Kaki Lima " yang mana Bakso tersebut disajikan dalam beragam bentuk. Misalnya bakso dalam kemasan cup, yang memberikan keunikan tersendiri pada produk, atau penyajian bentuk bakso yang unik seperti bakso raksasa, bakso granat atau bakso kotak. Harga permangkuk Bakso Kaki Lima ini seharga 10 ribu. Meskipun begitu, Bakso Kaki Lima ini mampu menghasilkan omzet minimal Rp300.000 hingga jutaan rupiah setiap harinya. Faktor ini yang menjadi pengaruh daya tarik beli konsumen, dan " Bakso Kaki Lima "  hanya memakai metode direct selling (penjualan secara langsung).  

Dari perbandingan persaingan bisnis makanan bakso di atas, dapat kita simpulkan bahwa dampak  persaingan dari segi branding  bisnis makanan / minuman sangat berpengaruh terhadap daya beli konsumen .

Oleh : Syavika Khairunnissa

Mahasiswa Pendidikan Ekonomi

Universitas Pamulang

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline