Lihat ke Halaman Asli

Lomba Dunia Maya-Surat Cinta Majnun

Diperbarui: 26 Juni 2015   04:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Surat Cinta Majnun
Oleh: Dewi Mafita Sari

Bogor, 1 qabla ‘Ied Adha
Di bumi cinta-Nya

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Atas nama cinta-Nya…
Jangan terlalu berlebihan menilai hamba yang penuh dengan kedhoifan dan sarat kenistaan. Dek Kiki eh Kiky yach? Atas nama cinta-Nya aku ucapkan terima kasih atas kesediaan untuk menulis surat & memberikan penilaiannya. Tapi tak layak bagi kita mendapatkan sanjungan dan pujian. Karena keduanya adalah milik-Nya semata.

Terimakasih atas doanya, mudah-mudahan kita selalu mendapatkan rahmat dan cinta-Nya. Dunia, akhirat. Amien. Dek Kiky saya tidak memiliki pengalaman yang serius dan prestasi yang prestisius dalam tulis menulis. Saya hanya ingin mencinta-Nya walau hanya dengan bait-bait syair, saya hanya ingin merindu-Nya walau hanya dengan menyebut-Nya dalam goresan tinta. Prestasi bagiku tak ada apa-apanya bahkan dunia dan seisinya tak kuinginkan walaupun kubutuhkan. Tapi itu semua tak menjadi penghalang dalam berjihad mencari cinta-Nya.

Soal “bibir yang terkatup membiru (lesu membiru)” itu adalah metafora bagi suatu keadaan hamba yang memasuki ranah “tajalli dan takhalli” untuk istilah ini cari sendiri yach, biar kreatif gitchu. Kemudian “dahaga sebagai Qais” ialah dahaga cinta yang tak mengenal apapun juga selain cinta-Nya. Ingat bukan kisah cinta Qais dan Laila.


Dek Kiky, maaf saya belum mempunyai isteri atau anak. Tega-teganya dek Kiky memvonis seperti itu, tapi tak apa-apa saya juga mengerti sebenarnya itu hanya bahasa pertanyaan yang diselimuti rasa malu sebagai perempuan. Basa basi khan?.

May Allah Bless you.
Hasyim Isra

Surat balasan yang membuatku berdecak kagum. Bukan saja bahasa penanya yang lembut tapi juga ketawadhuan dan pancaran ilmu pada tiap kata yang digoreskannya. Tak terhitung berapa kali aku membacanya. Seperti menemukan sosok ‘Fahri’ dalam novel ‘Ayat-Ayat Cinta’ nya Kang Abik.

Sebut saja Hasyim. Lelaki yang kukenal melalui puisinya yang dimuat pada salah satu majalah muslimah. Mulanya aku hanya menanyakan makna bahasa puisinya yang sulit kupahami. Dan bahasa pena dalam surat balasannya benar-benar menyihirku untuk mengenalnya lebih jauh.

***

Ass. Af1 ganggu. Miss……….iii
Misssiii… mau denger NSPnya boleh
? G brlbihan kan klo q mnyimpulkan itu kprbdian orgny. Btw swra sndri y? ^^


Seperti biasa aku memulai sms terlebih dahulu. Untuk menanyakan hal-hal seputar agama atau sekedar mengirim kata-kata bijak.

Ass. Please. Everything from us its from HIM, you are also from HIM and for HIM. NSPnya by Muammar ko. Kebagusan atuh kalo suaraq?!

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline