Lihat ke Halaman Asli

Implementasi Teknologi Inovatif dalam Industri Perikanan pada Perusahaan Efishery

Diperbarui: 13 Agustus 2024   12:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Penulis: Syauqi Pinandito, Dr. R. Endy Gunanto Marsasi, M.M.

Implementasi teknologi inovatif dalam industri perikanan pada Perusahaan Efishery

Latar belakang

Industri perikanan memegang peran penting dalam perekonomian global sebagai sumber utama protein bagi miliaran orang. Namun, seiring dengan meningkatnya permintaan produk perikanan, industri ini dihadapkan pada berbagai tantangan, termasuk penurunan stok ikan, perubahan iklim, serta degradasi lingkungan. Metode budidaya tradisional yang masih banyak digunakan di Indonesia sering kali kurang efisien dan tidak berkelanjutan. Hal ini menuntut adanya inovasi teknologi untuk mengatasi berbagai masalah tersebut. Indonesia, sebagai negara maritim terbesar di dunia, memiliki potensi besar dalam industri perikanan. Produksi akuakultur di Indonesia mencapai lebih dari 5,8 juta ton ikan per tahun, yang memberikan kontribusi signifikan terhadap perekonomian negara. Namun, sebagian besar praktik budidaya ikan masih dilakukan secara tradisional, dengan sedikit pemanfaatan teknologi modern yang dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas. Akibatnya, banyak pembudidayaikan yang menghadapi tantangan dalam meningkatkan hasil panen dan menjaga keberlanjutan lingkungan.

eFishery merupakan sebuah perusahaan teknologi akuakultur yang berbasis di Bandung, Indonesi yang didirikan pada tahun 2013 oleh Gibran Huzaifah dan timnya. Tujuan mendikiran Perusahaan tersebut untuk mendisrupsi industri akuakultur melalui teknologi inovatif. eFishery memanfaatkan teknologi Internet of Things (IoT), aplikasi mobile, dan solusi berbasis data untuk menciptakan alat pemberi pakan otomatis yang dapat dikendalikan secara digital. Teknologi ini dirancang untuk mengoptimalkan pemberian pakan, meningkatkan kesehatan ikan, dan mengurangi biaya operasional. Dengan pendekatan ini, eFishery berhasil menarik perhatian para pembudidayaikan tradisional untuk beralih ke metode yang lebih modern dan efisien (EFishery, 2024).

Keberhasilan eFishery dalam mendapatkan pendanaan yang signifikan juga menunjukkan kepercayaan investor terhadap potensi perusahaan ini. Pada tahun 2023, eFishery berhasil mengumpulkan dana sebesar USD 200 juta dalam pendanaan seri d yang dipimpin oleh 42XFund dari Abu Dhabi dan didukung oleh investor lain seperti Kumpulan Wang Persaraan (KWAP) dari Malaysia, responsability dari Swiss, dan 500 Global. Pendanaan ini digunakan untuk mengembangkan komunitas pembudidayaikan di Indonesia dan meningkatkan volume transaksi pakan ikan dan produk perikanan segar di platform eFishery. Dengan terus mendapatkan dukungan dari investor dan memperluas jangkauan teknologinya, eFishery telah menetapkan standar baru dalam industri akuakultur Indonesia. Keberhasilan ini tidak hanya membantu meningkatkan produktivitas dan efisiensi budidaya ikan, tetapi juga berkontribusi pada keberlanjutan lingkungan dengan cara yang lebih ramah lingkungan dan efisien. Penelitian dari Lembaga Demografi Universitas Indonesia menunjukkan bahwa pada tahun 2022, eFishery berkontribusi sebesar 1.55% terhadap produk domestik bruto (PDB) sektor akuakultur Indonesia, setara dengan Rp 3.4 triliun.

Pengembangan Produk dan Layanan Inovatif di Industri Perikanan (terinspirasi dari chapter 11 "developing new products and services")

eFishery memulai proses pengembangan produk dengan melakukan identifikasi kebutuhan pasar secara menyeluruh. Perusahaan ini menyadari bahwa para pembudidaya ikan menghadapi berbagai tantangan, termasuk ketidakmampuan untuk mengoptimalkan pemberian pakan, tingginya biaya operasional dan keterbatasan akses pasar. Melalui survey lapngan, wawancara langsung dan menganalisis data industry, efishery mengidentifikasi kebutuhan spesifik para pembudidaya ikan, seperti efiseinsi dalam pemmberian pakan, Kesehatan ikan yang memburuk dan keterbatasan kases modal dan pasar.

Proses Pengembangan produk di efishery mengikuti model 4 tahap yang mencakup:

  • Generasi konsep
  • Tahap ini melibatkan pengumpulan ide-ide baru melalui pemantauan tren pasar dan kebutuhan konsumen. Efishery menggunakan pendekatan technology-push untuk mengembangkan solusi berbasis teknologi yang dapat memberikan nilai tambah signifikan bagi pembudidaya ikan. Misalnya, mereka mengembangkan konsep alat pemberi pakan otomatis (efeeder) yang dapat diatur melalui aplikasi mobile dan dilengkapi dengan sensor untuk mengukur kebutuhan pakan ikan.
  • Seleksi proyek
  • Tahap ini, ide-ide yang telah dikumpulkan disaring dan dievaluasi berdasarkan potensi keberhasilan dan relevansinya dengan visi perusahaan. Efishery memilih konsep-konsep yang memiliki dampak terbesar terhadap efisensi dan produktivitas pembudidaya ikan. Misalnya, efeeder dipilih karena kemampuannya untuk mengurangi limbah pakan dan meningkatkan Kesehatan ikan.
  • Pengembangan produk
  • Tahap ini melibatkan desain, pengujian dan penyempurnaan prototipe produk. Efisgeru bekerja sama dengan pembudidaya untuk menguji produk mereka di lapangan, mendapatkan feedback dan melakukan iterasi untuk memastikan bahwa produk akhir memenuhi kebutuhan pengguna. Prototipe efeeder diuji di berbagai lokasi pembudidaya ikan untuk memastikan keandalannya dalam berbagai kondisi.
  • Komersialisasi produk
  • Setelah produk dikembangankan, efishery meluncurkan produk tersebut kepasar. Proses ini mencakup strategi Pemasaran, distribusi, dan pelatihan pengguna untuk memastikan adopsi teknologi yang luas dan sukses. Efishery juga menyediakan dukungan teknis dan layanan purna jual produk mereka

Inovasi produk utama 

eFeeder

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline