Lihat ke Halaman Asli

Drama Manusia

Diperbarui: 29 April 2024   10:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Horor. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Mystic Art Design

"Maksudmu apa, heh? Aku sudah ikut mengerjakan kemarin... Kau saja yang tidak lihat." Suara orang itu menggema ke dinding dan sudut kelas. "Buktinya apa, tidak ada 'kan? Kemarin pembagian tugasnya itu sudah jelas, kau mengerjakan ilustrasi, bukan infografis!" Kata sang Ketua Kelas yang sekaligus ketua kelompok tapi tidak ada yang mau mengakuinya. 

Pekan lalu, kami ditugaskan untuk membuat mading berkelompok. Dan 'orang itu' sekelompok dengan ketua kelas yang agak sok. "Berarti kau jadi ketua kelompok tidak becus! Menugaskan dengan benar saja tidak bisa. Kemarin jelas-jelas kau menyuruhku membuat infografis!" Kata 'orang itu' lagi. "Bukan aku yang menyuruh! Berarti kau jadi anggota tidak becus. Makanya, mendengar itu pakai telinga, jangan pakai mata yang jelalatan ke mana-mana," Ketua kelas yang sekaligus ketua kelompok tapi tidak ada yang mau mengakuinya, balas memaki. Kelas jadi rusuh, 'orang itu' memukul Ketua Kelas, "Rasakan itu, Brengs*k!" Dan sepersebelas detik kemudian, Ketua Kelas balas menendang perutnya. 

'Orang itu' terjatuh dan berteriak kesakitan. Datanglah teman-teman yang sebenarnya sedang di luar, bermain bola dan ke kantin (sekarang waktu istirahat kelasku). Mereka merangsek masuk. "Apa yang terjadi?" "Kenapa mereka berdua?" Bisik-bisik orang kepo yang tidak mau menggunakan waktunya untuk hal yang lebih baik lagi mengawang-ngawang. Udara kelas ini tercemar oleh bau mulut orang-orang sok. Dan karena bau itu, guru mendatangi. "Minggir, minggir! Ada apa ini?! Keluar semua kecuali dua orang yang tadi bertengkar!" Guru menunjuk-nunjuk 'orang itu' dan Ketua Kelas. Segera, dua orang itu dibawa ke ruang guru, pasrah menerima hukuman. 

Nah, sekarang aku bisa keluar. Pintu lemari kubuka, udara segar (walaupun masih tersisa polusi bau mulut orang sok) akhirnya bisa kuhirup lagi! Kutolehkan kepalaku ke belakang sambil membersihkan rok yang kotor. Mayat itu bau juga. Dia masih penuh oleh bau khas orang munafik. 

Aih, drama memuakkan ini. Untunglah tak ketahuan, karena manusia-manusia munafik dan sok selalu ribut dengan masalah kecil seperti tadi. Aku bangga dengan keputusanku untuk mengerjakan infografis dan bilang ke 'orang itu' bahwa aku telah mengerjakan tugasnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline