Lihat ke Halaman Asli

Fiksi Mini | Ruang Hampa

Diperbarui: 9 Februari 2024   03:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Ruangan itu gelap dan menyeramkan. Membuatmu merasa seperti ada yang akan menyerangmu tiba-tiba dari belakang. Hening tetapi tidak menentramkan. Karena itu malah menambah kesan mencekam. Tidak ada desiran angin, bahkan udara enggan menunjukkan eksistensinya di sana.

"Mau sampai berapa lama?"

"Aku tidak tahu."

"Kalau ingin mati bilang padaku."

"Tapi aku tidak ingin."

"Sudah kubilang harapan itu tidak ada, mustahil."

"Tidak, harapan itu masih ada. Beribu-ribu."

"Di mana?"

"Di sini." Ia meletakkan tangannya di dada. "Di hatiku, di pikiranku, dan di tubuhku."

Lawan bicaranya terkekeh pelan. Menertawakan kekonyolan di depannya ini. Lalu berganti menatap kasihan,

"Tapi tidak ada di matamu," katanya. "Manusia semuanya sama saja. Munafik. Membosankan. Buktinya kau sudah tiga tahun di sini."

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline