Worth it kah kurikulum merdeka diterapkan pada Gen Z?
Kurikulum Merdeka Belajar, inovasi pendidikan terkini Indonesia, memiliki potensi besar dalam meningkatkan kreativitas dan kemandirian siswa. Namun penerapannya mempunyai dampak negatif yang harus diperhitungkan. Artikel ini mengkaji dampak terhadap proses belajar siswa, antara lain pemahaman materi yang kurang jelas, ketidakseimbangan waktu, tekanan untuk memilih bidang studi, dan pengaruh lingkungan sosial.
1.Pemahaman materi yang kurang jelas
Kurikulum Merdeka Belajar memberikan kebebasan kepada siswa untuk memilih mata pelajaran yang mereka minati, namun hal ini dapat menimbulkan ambiguitas pada materi. Siswa mungkin fokus pada bidang yang telah mereka kuasai dan mengabaikan bidang lain yang juga harus dipelajari. Hal ini dapat melemahkan pemahaman mereka terhadap berbagai aspek informasi.
2.Distribusi sumber daya yang tidak merata
Meskipun kurikulum ini memberikan kebebasan dalam memilih mata pelajaran, namun tidak selalu dikaitkan dengan peningkatan ketersediaan sumber daya. Siswa yang memilih mata pelajaran yang kekurangan sumber daya mungkin mengalami kesulitan belajar. Kesenjangan ini dapat memperburuk kesenjangan pendidikan antar siswa.
3.Ketidakseimbangan distribusi waktu
Penggunaan waktu oleh siswa seringkali belum matang, sehingga pilihan bebas dalam kurikulum dapat membuat mata pelajaran tidak seimbang. Beberapa siswa mungkin kesulitan mengumpulkan tugas, terutama sebelum ujian atau penilaian.
4.Tekanan saat memilih bidang studi
Kebebasan memilih bidang studi dapat menimbulkan tekanan bagi mahasiswa. Ketidakpastian mengenai masa depan dan perbedaan pilihan utama dapat menimbulkan stres bagi siswa. Hal ini dapat mempengaruhi kesejahteraan mental dan emosional mereka.
5.Pengaruh lingkungan sosial
Perbedaan pilihan mata pelajaran dapat menimbulkan pengelompokan yang berbeda-beda di kalangan siswa. Hal ini dapat mempengaruhi dinamika sosial di kelas dan menimbulkan perselisihan antar siswa. Pengaruh lingkungan sosial ini dapat mempengaruhi motivasi dan rasa percaya diri siswa. Kebebasan memilih bidang studi dapat menimbulkan tekanan bagi mahasiswa. Ketidakpastian mengenai masa depan dan perbedaan pilihan besar dapat menimbulkan stres bagi siswa. Hal ini dapat mempengaruhi kesejahteraan mental dan emosional mereka.
6.Pengaruh lingkungan sosial
Perbedaan pilihan mata pelajaran dapat menimbulkan pengelompokan yang berbeda-beda di kalangan siswa. Hal ini dapat mempengaruhi dinamika sosial di kelas dan menimbulkan perselisihan antar siswa. Pengaruh lingkungan sosial ini dapat mempengaruhi motivasi dan rasa percaya diri siswa.
Dampak negatif rencana belajar mandiri terhadap proses belajar siswa memerlukan perhatian serius, yaitu pemahaman materi yang belum jelas, ketersediaan sumber daya yang tidak merata, pembagian waktu yang tidak merata, tekanan saat memilih mata kuliah, dan pengaruh lingkungan sosial. Dalam penerapan kurikulum ini perlu dilakukan evaluasi dan penyesuaian agar setiap peserta didik mempunyai akses terhadap pendidikan yang seimbang dan bermutu.
Kerjasama antara negara, sekolah dan masyarakat merupakan faktor kunci dalam menciptakan lingkungan pendidikan yang mendukung pengembangan siswa secara menyeluruh dan menjaga keseimbangan antara kebebasan dan kebutuhan dasar pendidikan.
Tentu saja kita bisa menilai sisi negatif dan sisi positif dari program studi mandiri ini, layak atau tidaknya tergantung dari masing-masing individu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H