Lihat ke Halaman Asli

Syauqi Almalik

Masih Mahasiswa

Review The Batman: Matt Reeves Membuka Gerbang Superhero Paling Rasional dan Realistis Abad Ini

Diperbarui: 8 Maret 2022   18:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Source : Facebook/DCUniverseIndonesia

Siapa yang tak kenal sosok manusia kelelawar ini. Ketika mendengar kata Batman, yang ada dikepala kita adalah superhero. Karakter ini sangat ikonik bagi Industri komik dan film. Bahkan sosoknya sangat dicintai penggemar dari seluruh penjuru dunia sejak peluncuran komiknya, apalagi film live actionnya.

Seputar film The Batman yang rilis pada 2 Maret lalu adalah kejutan bagi penggemar menunggu Batman yang benar benar gelap, sejatinya keaslian Batman terasa di film ini. Sebelum membahas ini lebih lanjut, peringatan spoiler untuk pembaca yang belum menonton The Batman.

Saya hanya pencinta film, review dan kritik saya tidak akan seruntut profesional film. Pertama ekspetasi saya melihat trailer film ini tidaklah cukup mengejutkan saya karena Marvel masih  unggul dalam dunia Superhero yang terkenal dengan lini masanya yang beraturan dan sangat detail. 

Tapi saya tidak juga pilih kasih terhadap film Superhero saingan Marvel itu. Ketika duduk dibangku untuk menyaksikan film Batman dimulai. 

Pada prolog saya merasa ini film seperti horor karena adegan pembunuhannya sangat mengerikan layaknya film horor, apalagi adegan tersebut keluarga kecil yaitu pembunuhan ayah dari seorang anak kecil yang saya pikir itu ada Bruce Wayne kecil (karakter Batman). 

Sama seperti film film Batman sebelumnya yang mengawali adegan pembunuhan orang tua si manusia kelelawar tersebut. Tenyata tidak, ayah yang dibunuh adalah seorang walikota Gotham city. Pembunuhnya adalah Riddler musuh Batman yang penuh teka teki.

Sejak pembunuhan itu, film semakin terasa horror karena the Riddler yang digambarkan bertopeng kulit dan selalu meninggalkan pesan usai membunuh korbannya. 

The Riddler ini semacam orang "Anti-Sistem" karena ketidaksukaannya terhadap politik kotor yang dilakukan para penguasa di kota Gotham. 

Hebatnya lagi, ia sangat cerdas menemukan data data para koruptor atau pejabat kotor dan langsung bersikap vigilante tanpa ampun menghabisi korbannya. Kenapa dia selalu memberi pesan kepada Batman? Ya karena dia ingin Batman terlibat dalam aksinya. 

Film ini fokus kepada psikologis Bruce Wayne yang mendapatkan tantangan besar setelah menjadi Batman. Pada awal film saya tidak melihat sosok Batman, hanya melihat sosok Bruce Wayne yang memakai kostum saja. Karena Batman yang dingin itu belum dimunculkan saat pertama. 

Tidak sama seperti Batman karya Christopher Nolan (The dark knight) dimana Bruce Wayne memiliki dua kepribadian saat malam dia bersikap dingin, saat siang ia bersikap pengusaha sombong sama seperti Bruce Wayne di film Zack Snyder (Batman Vs Superman). 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline