Lihat ke Halaman Asli

Tanganpun Mampu Bersuara

Diperbarui: 24 Juni 2015   07:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13795781081110627058

" jemarimu itu musikmu anakku " jemari kecil itu terus menari-nari di udara membentuk suatu untaian indah yang sebenarnya tidak semua orang tahu dan dapat memahaminya.

Berdiri diam terpaku aku memperhatikan sosok gadis kecil itu, dengan rambut ikal-ikal kecil yang terurai di tiup angin dia merajuk dengan pipi gemuk dan senyum memikat hanya tatapan mata penuh arti yang di tujukan kepada seorang wanita yang berdiri merendahkan tubuhnya agar dapat menatap mata gadis kecil itu.

" kelak jemarimu akan melahirkan melodi yang lebih merdu dari suara mereka sayang, jemarimu akan selalu hadir di setiap ingatan kami yang mencintaimu..." dan jemari kecil gemuk itu terus menari-nari dengan lincahnya seperti alunan melodi, membius setiap jiwa yang seandainya mereka tahu justru itulah suara terindah di dunia ini...suara yang hanya merekam bunyi-bunyi kebaikan tanpa ada sedikitpun nafsu dan ambisi.

Ameera...gadis cilik itu biasa kami panggil, kurun satu pekan kehadiranku di yayasan Tugas Ibu ini telah menghipnotisku akan sebuah keajaiban bagaimana Tuhan telah menciptakan semesta berikut penghuninya dengan berbagai bentuk keadaan, dan itu semua di jadikan olehNya hanya untuk agar kami berpikir.

Ameera gadis tuna rungu dan tuna wicara, keterbatasannya sedikitpun tidak menghalanginya untuk selalu mencintai musik, meski sebenarnya melodi yang dia tahu mungkin hanya desau angin yang berbisik tanpa ada rasa bagi telinga normal mendengarnya, akan tetapi lain bagi Ameera, keheningan yang dia miliki justru mampu melahirkan sebuah melodi kejujuran buat dirinya, melodi yang lahir hanya dari sebuah tatapan mata dan sentuhan tangan justru mampu mengusikku hingga membuatku kagum luar biasa.

Dengan tertatih jemari mungil itu menekan-nekan tuts hitam putih tanpa tahu gerangan melodi apa yang akan di hadirkan, namun keberaniannya akan menjelajahi sebuah wahana yang dia sendiri belum tahu itu sungguh keajaiban buatku. Gadis mungil usia 4 tahun itu sesungguhnya mengajarkan banyak hal, di mana hidup mulai terkungkung akan sebuah dogma hingga serasa banyak generasi yang terkotak-kotak tanpa mereka tahu ingin apa dan mau jadi apa??? dan banyaknya fenomena sebuah kesuksesan yang di lahirkan tanpa sebuah proses perjuangan akan tetapi hanya di jejali dengan sesuatu yang berbau instan dan siap saji atau jadi.

Ameera menginspirasi dengan keterbatasannya bahwa sesungguhnya hidup itu hanya sederhana, tidak rumit dan njelimet, tidak ada hambatan dan halangan bagi siapapun di dunia ini. Meski hanya gaung kosong tanpa suara namun jemari-jemari mungil Ameera mampu dengan ketulusan dan kejujurannya melahirkan sebuah melodi atau bahkan mungkin kelak sebuah maha karya. Melodi yang kelak akan di lahirkan lewat jemari-jemari mungilnya hingga berbaris rapi menjadi sebuah titian not musik dan mampu menghipnotis siapapun telinga normal mendengarnya.

Senja kian beranjak hingga lamat-lamat langit mulai berganti rona, dan Ameera gadis kecil itu dengan sungging tipis senyumnya berlari menghampiriku mengecup pipiku dan mengucapkan salam perpisahan jika esok dia berjanji akan kembali lagi....senyumku untuk sebuah inspirasi sore ini bahawa sesungguhnya keterbatasan sedikitpun tidak akan menghambat siapapun untuk melahirkan sebuah karya, baik itu aku ataupun kau yang lainnya...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline