Lihat ke Halaman Asli

Syarwan Edy

@paji_hajju

Sebuah Tanya Selepas Hari Raya Qurban

Diperbarui: 18 Juni 2024   13:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mari sama-sama menyembelih kan ego dalam diri (dokpri)

Bukan hanya daging yang dikurbankan, tapi lebih dari itu, hati yang ikhlas. Meninggalkan ego, menjadi hamba, menyerahkan diri, mencari ridha-Nya.

Sebelum senja beranjak pergi tanpa iba, dalam kepala, kata-kata menjelma banyak tanya. Suara takbir menggema masih terngiang-ngiang, merdu merasuk jiwa dan tenteram hati terasa. Kemenangan kedua kita telah tiba, dengan cinta, gaung gema mendekap nestapa. Saat malam mengiba untuk bertamu, tanyaku dibalik keihklasan berkumandang syahdu. 

Di jingga yang merona hingga malam yang temaram, apakah qurban sekedar ritual? Atau hanya sekedar tradisi? Di angin yang mencekam dan dingin yang menggigil, apakah qurban sekedar hewan? Ataukah qurban hanyalah sekedar daging? Awan bergeliat sendu, tatapan kosong menghujani kalbu. Pekat mengalun rindu, sepi meratapi hari lalu.

Mengapa kita merayakan Idul Adha? Idul Adha, hari suci yang mulia. Mengenang kisah Ibrahim yang tulus, ketaatannya pada perintah Ilahi membuatnya rela menyembelih sang anak tersayang. Namun, Allah maha penyayang, mengganti sang anak dengan qurban sempurna. Mengajarkan kita untuk berkorban, menyerahkan segala hal yang kita miliki. Selepas sembahyang Idul Adha, hati bertanya, apa makna hari ini? Bukan hanya qurban binatang, tapi kurban diri, mencari ketenangan.

Kau tahu rasanya bahagia dan sedih sekaligus? Saling memaafkan, saling menguatkan. Memperkuat hubungan persaudaraan diantara kita, merayakan kebersamaan. Melupakan sejenak yang berbeda, menyatukan umat dalam kemeriahan hari raya qurban yang penuh berkah. Di tengah hiruk-pikuk duniawi, manakah tempat bersemayam Tuhan? Apa yang Ia inginkan dari kita? Agar senantiasa kita tunduk dan patuh pada-Nya.

Bahkan Tuhan pun maha cemburu; maka sebelum cinta yang fana menusuk kalbu; sembelih lah ia dengan takbir bertalu. Belajar dari kisah Ismail yang rela disembelih dan Ibrahim yang ikhlas menyembelih. Atas nama Allah, tiada cinta yang lebih besar dibandingkan cinta kepadaNya. Idul Adha, momen kita bersyukur, atas segala nikmat yang Tuhan berikan. Mengingatkan kita untuk saling berbagi, memperkuat tali silaturahmi kita.

Selain dari kata selamat hari raya Idul Adha dan ungkapan mohon maaf lahir batin, semoga sifat kebinatangan kita tersembelih, semoga tawadhu berlabuh di setiap desah napas dan semoga di hari raya qurban ini, kita semua mendapatkan syafaat dan barakah-Nya. Memperbanyak ibadah, perbaiki diri, menjadi insan yang lebih bertaqwa. Aamiin ya Rabb.

Paji Hajju 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline