Tadinya, saya berpikir ini adalah televisi traveling seperti National Geographic. Tayangannya jernih seperti HDTV. Suaranya empuk dan halus. Tapi kok bagus sekali gambar dan narasinya.
Ahh, rupanya ini Kompas TV, decak saya kagum setelah melihat SPOT iklan yang terpampang jelas menampilkan logo Kompas TV. Tapi masih ada keraguan yang masih dalam. Saya matikan TV, karena urusan lebaran.
Saya coba berkomparasi dengan TV7 berbalik 180 derajat. Berseberangan jauh konsep dan material yang terlihat. Semoga amatan ini keliru. Tapi seperti itulah mata nakal menangkap kesan dari logo Kompas TV yang 'nakal' dan 'seksi'.
TiVi milik kompas
Saya sebenarnya mencurigai Kompas TV. Ada pikiran buruk ketika Kompas TV muncul. Saya benci ketika ada media massa 'maksa' bikin TV. Karena kesan yang paling dalam saya rasakan adalah memindahkan media massa dalam tayangan TV. Jadi hanya beda medianya saja. Isinya jadi copas (C/P). Setali tiga uang.
TiVi-nya Kompas
Akhirnya saya tersadar. Ternyata Kompas TV tidak seperti yang saya sangka. Prasangka buruk saya tentang media copy/paste ternyata hilang. Otaknya parapemikir di Kompas mencoba memindahkan pikiran "Nakal" meraka ke dalam media broadcast.
KompasTV : Inspirasi Indonesia
Inspirasi Indonesia. Indonesia yang mana, nih? Itu pikiran genit saya ketika membaca tagline KompasTV. Agak berat memahami tagline ini. Tagline-nya masih bersayap. Semoga saya keliru. Karena saya mencoba mewakili kelas 'teri' dari negeri ini. Kaum tertindas sudah berat memikirkan "besok makan apa?"
Akan kemana KompasTV?
Sebuah pertanyaan yang muncul ketika saya sedang menatap matahari yang terus saja menyinari. Yang menjadi inspirasi mahluk bumi. Akankah KompasTV akan menjadi 'matahari' seperti halnya matahari bagi bumi.