Harap-harap cemas ada di harapan pelatih timnas garuda muda. Rasanya telor belum pecah. Bisul masih bengkak. Kalau bisul sudah pecah, Rachmad Darmawan akan terbang meninggalkan selaksa GBK. Ahh, timnasku sayang timnasku malang.
Perasaan tak menentu kini ada di pundak garuda muda. Harapan yang terlalu besar terhadap sebuah prestasi sepakbola tanah air begitu berat. Hampir atau malah lebih dari satu dasawarsa, prestasi sepakbola seperti mengukir di atas air. Andai timnas garuda muda menjadi jawara Sea Games di bidang olahraga, maka prestasi dan industri sepakbola tanah air.
Sebuah nasib atau memang rekayasa, timnas garuda muda akan bertemu lagi dengan Malaysia di final hajatan sepakbola Sea Games. Bagi para penjudi, pertemuan ini menjanjikan dari sudut pertaruhan. Karena di Malaysia, perjudian dilegalkan, maka para penjudi berharap besar ada pertemuan dua musuh bebuyutan. Boleh percaya atau tidak, pertemuan kedua bebuyutan ini akan menjadi taruhan besar di meja perjudian. Di arena perjudian di wilayah tetangga serumpun, akan menjadi pesta besar. Pusat perjudian legal akan ramai dan riuh rendah, bila terjadi pertemuan dua negara serumpun melayu.
Akankan Mafia Judi Yang Akan Menang?
Bila terjadi proses rekayasa atau kebetulan timnas merah putih muda bertemu malaysia, maka mafia judi ikut campur tangan. Akibatnya jelas mengarah pada prestasi. Karena sudah direkayasa dan diatur, tak ada lagi prestasi besar. Yang ada adalah kemenangan atau kekalahan semu. Semoga dugaan ini tidak terjadi. Namun bila uang adalah segalanya, maka dialah yang menang.
Akankah Ada Pesta Sinar Laser ?
Perjudian akan menghalalkan segala cara untuk menang. Maka pesta sinar laser adalah salah satu cara untuk mengalahkan lawan. Bila sinar laser beraksi, makin tambah runyam saja prestasi sepakbola tanah air. Sinar laser akan jadi kambing hitam baru dalam analisis atas kemenangan atau kekalahan tim yang berlaga.
Pilih Indonesia atau Malaysia.
Mafia penjudi tidak memilih siapa-siapa. Mereka memilih uang yang menang taruhan. Persetan dengan negara yang bertarung. Bila pasar taruhan memenangkan salah satu negara, maka negara yang lain yang tidak dipertaruhkan akan kalah. Tak ada nasionalisme di meja judi. Mereka hanya butuh uang. Anda pilih mana?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H